Panti Pijat di Serpong Digerebek, 3 Pasangan Kepergok Tak Berbusana, Satpol PP Temukan Kondom Bekas
Sebanyak 14 wanita pekerja pijat Centro serta tiga pasangan, yang sedang tidak menggunakan busana sedang ada di bilik-bilik tempat pijat.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satpol PP menggerebek panti pijat yang memberikan layanan prostitusi atau pijat plus plus di wilayah Ruko Golden Boulevard (RGB) BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (22/11/2019).
Sebanyak 14 wanita pekerja pijat Centro serta tiga pasangan, yang sedang tidak menggunakan busana sedang ada di bilik-bilik tempat pijat.
Dalam bilik tiga pasangan yang sedang tidak mengenakan pakaian itu ditemukan juga kondom yang sudah terpakai yang diduga bekas digunakan oleh pasangan itu.
Kasi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Tangerang Selatan, Muksin mengatakan, razia itu dilakukan bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3KAB), Dinas Sosial, dan Polres Tangerang Selatan.
"Kita melakukan pengawasan ada salah satu tempat, Centro Spa and Massage didapati tempat tersebut ada 14 terapis dan ada tiga pasangan sedang tidak berpakaian dan kondom sudah dipakai, ada juga yang belum dipakai," ujar Muksin.
Saat ini, seluruh pekerjanya sedang diamankan di Kantor Satpol PP Tangerang Selatan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Muksin menambahkan, apabila nanti ditemukan indikasi Tindak Pidana Penjualan Orang (TPPO) maka pihaknya akan melimpahkan ke Polres Tangerang Selatan.
"Tempatnya Kita tutup, dan terapis sudah kita amankan di kantor untuk pemeriksaan lebih dalam."
"Kalau seandainya ada dugaan TPPO kita akan limpahkan ke polres, kalau tidak ada akan kita limpahkan ke panti sosial Pasar Rebo," jelasnya.
Keberadaan panti pijat plus-plus itu dianggap melanggar Peraturan Daerah (Perda) Tangerang Selatan Nomor 9 Tahun 2012 Pasal 41 tentang larangan penyediaan tempat untuk asusila.
Sebelum ini, diungkap, kabar ada praktik prostitusi yang ditemukan dalam layanan pijat Mr Braid turut disoroti Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi.
Tidak hanya mengusulkan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera dilakukan pemeriksaan, dirinya mengaku bakal terjun langsung panti pijat.
Keputusan tersebut, diungkapkan Pras, sapaan akrab Prasetio, merujuk pada terus berulangnya praktik prostitusi di sejumlah panti pijat kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Terlebih, praktik prostitusi justru kembali ditemukan pada layanan pijat Mr Braid yang diketahui menempati gedung yang sama dengan Griya Pijat Gives, Jalan Sultan Iskandar Muda, tepatnya seberang Mall Gandaria City, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Griya Pijat Gives itu diketahui telah ditutup jajaran Satpol PP DKI Jakarta bersama Pemerintah Kotamadya Jakarta Selatan sejak setahun lalu, tepatnya pada Jumat (5/10/2018).
Penutupan panti pijat yang berlandaskan rekomendasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta itu dilakukan usai praktik prostitusi berkedok pijat berhasil terkuak.
"Wah nggak bener itu, nanti kita ke sana."
"Kita nanti datengnya bareng-bareng aja, ada empat ya sepanjang Arteri (Jalan Iskandar Muda) kita suruh tutup, tapi bareng ke sananya," ungkapnya dihubungi pada Selasa (15/10/2019).
Lebih lanjut, dipaparkannya, tidak hanya menyasar sejumlah panti pijat di kawasan Kebayoran Lama, inspeksi mendadak (sidak) katanya juga akan digelar di sejumlah griya pijat Ibu Kota.
Sehingga, praktik prostitusi berkedok pijat ataupun tempat hiburan lainnya dapat ditindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Nanti kita jadwalin, namanya sidak harus dadakan. Tiba-tiba dateng aja," ungkapnya.
Prostitusi
Lama tidak beroperasi sejak ditutup Pemerintah Kotamadya Jakarta Selatan karena terbukti melakukan praktek prostitusi setahun lalu, tepatnya pada Jumat (5/10/2019), Gives Massage, kini, beroperasi kembali.
Tetap dengan layanan serta menempati gedung yang sama, Gives Massage kini berganti nama menjadi Mr Braid.
Sekilas terlihat, gedung berupa ruko yang terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda, tepatnya seberang Mall Gandaria City, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan itu layaknya sebuah bangunan biasa.
Gedung terlihat dicat hitam dengan logo huruf Mr Braid berwarna biru terpampang di depannya.
Menapaki pintu masuk Mr Braid, kesan griya pijat yang umumnya terlihat pun tidak terasa.
Suasana pada lantai dasar justru terlihat layaknya sebuah kafe dengan jejeran sofa dan kursi serta sebuah meja waitress di ujung ruangan.
Pada pusat layanan tersebut, pengunjung ditawarkan sejumlah paket layanan pijat dengan sistem deposit, antara lain pijat minimal 30 menit seharga Rp 285.000 hingga pijat minimal 60 menit seharga Rp 380.000.
Usai pengunjung memilih dan membayar paket yang dipilih, waitress kemudian memberikan kartu berisi saldo sesuai dengan deposit yang dibayarkan.
"Kartu ini untuk bayar apa aja, jadi bukan cuma pijat, kalau mau minum atau makan bayarnya pakai kartu ini juga," ungkap seorang waitress sembari menyerahkan kartu dan mengarahkan untuk naik ke lantai dua.
Menapaki tangga berkelok selebar setengah meter, dentuman live musik serta gemerlapnya bar Mr Braid seketika terasa.
Pada sisi kanan ruangan, seorang bartender terlihat melayani pesanan minuman beralkohol para tamu, sedangkan pada sisi kiri terlihat belasan terapis berpakaian seksi duduk berjejer menunggu giliran.
Tidak berselang lama usai memesan minuman, seorang bartender mengusulkan agar segera memilih seorang terapis.
Dirinya beralasan karena menjelang petang, pengunjung akan membludak.
"Bisa semuanya (pijat plus plus) pilih aja," ungkapnya sembari menunjuk satu per satu terapis lengkap dengan karakter layanannya.
Usai memilih seorang terapis, sang terpilih kemudian mengambil handuk yang sudah tertata di pojok tempat duduk mereka. Sang terapis kemudian meminta kartu deposit dan mengarahkan untuk naik ke kamar yang terletak di lantai atas.
Menapaki lantai dua, terlihat belasan kamar berpintu rapat. Usai mempersiapkan diri, terapis kemudian mengunci rapat untuk memberikan pelayanan.
"Saya sudah dua tahun kerja di sini, sama aja, dulu namanya Gives sekarang Mr Braid, yang kerja (terapis) juga sama," ungkap N ramah.
Dirinya menyebut layanan pijat plus plus yang diberikan merupakan komitmen perusahaan, bukan keinginan para terapis. Sehingga, seluruh terapis diwajibkan untuk melayani para tamu, termasuk berhubungan intim pada akhir sesi pijat.
"Kalau saya sebenarnya nggak mau, tapi ya harus. Kalau nggak (berhubungan intim), bisa dipecat. Kita juga nggak boleh ambil tips, karena setengah dari deposit masuk ke kita," ungkap gadis berusia 21 tahun itu.
Usai menyelesaikan sesi pijat, dirinya kemudian mengantar menuju meja waitress di lantai dasar. Seorang waitress kemudian memindai kartu deposit, sehingga seluruh tagihan terbayarkan.
"Kalau durasinya (pijat) kelebihan bayar lagi, tapi kalau masih ada depositnya nanti dikembaliin uangnya," ungkap N.
Tertutup
Berbeda dengan Mr Braid yang terbuka dengan layanan pijat dan prostitusi, layanan pijat plus plus di Griya Pijat Red Velvet, Jalan Sultan Iskandar Muda, persisnya sebelum Mall Gandaria City dari arah Pasar Kebayoran Lama itu sangat tertutup.
Seluruh tamu yang datang disambut dengan baik oleh seorang resepsionis di lantai dasar tanpa ada banyak penawaran.
Para pengunjung yang datang diberikan kunci loker untuk berganti pakaian di ruang uap yang berada di lantai dasar.
Dalam ruangan tersebut, terdapat sebuah kamar sauna serta dua buah kolam berendam dangkal yang terdiri dari air hangat dan dingin.
Usai merelaksasi tubuh di ruang uap, pengunjung dapat menaiki lantai dua yang berupa sebuah bar.
Dalam ruangan tersebut, seorang pegawai berinisial E mendatangi setiap tamu yang datang dengan manja.
• Viral Balita Tidur di Trotoar Tanpa Alas di Jalan Veteran, Bocah Berseragam Pramuka Beri Susu
• Marwan Batubara Sebut Bencana Bagi Indonesia Ahok Masuk Pertamina, Ali Ngabalin Murka: Halusinasi!
Perempuan berparas cantik itu menawarkan pijat andalan, termasuk layanan plus plus yang diberikan oleh puluhan terapis yang diasuhnya.
"Pilih aja om, mau yang gesit, yang ramah, yang diem ada semua di sini."
"Sukanya kurus atau berisi, pokoknya senyum deh pulang dari sini," ungkapnya genit, sembari menunjukkan belasan potret terapis dalam ponselnya.
Usai memilih seorang terapis, pengunjung diarahkan menuju kamar yang berada di lantai tiga.
Serupa dengan Mr Braid, ruang pijat berupa kamar berpintu yang dapat dikunci rapat, begitu juga dengan layanan pijat serta hubungan intim yang wajib diberikan kepada para tamu yang datang.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Tiga Pasangan Tertangkap Basah Tanpa Busana Saat Sebuah Panti Pijat Digerebek Juga Ditemukan Kondom,