Seorang Kakek di Jambi Tewas Dikeroyok Ribuan Tawon, Warga Hanya Menonton Takut Mendekat
Warga menuturkan serangan lebah / tawon di Kerinci terjadi pada Selasa (26/11) sekira pukul 11.30 WIB.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM - Seorang kakek Basnah 82 tahun di Kerinci, Jambi tewas setelah dikeroyok tawon.
Selain menyerang kakek Basnah, tawon juga menyerang Amrizal 60 tahun.
Nasib Amrizal masih lebih baik dibanding Basnah.
Jiwa Amrizal masih bisa diselamatnya setelah dilarikan ke rumah sakit.
Saksi mata Syakirman mengatakan, serangan ini terjadi saat korban bekerja di kebun.
Saat kejadian, warga yang melihat tidak berani menolong.
Baca: Keberadaannya Tawon Kian Merasahkan, Tim SAR dan Relawan di Karanganyar Lakukan OTT
Baca: Suami Kaget Lihat Dada Istrinya Hangus saat Bangun Tidur, Ini Kronologinya
Akibat serangan tawon itu, warga bernama Basnah (82) meninggal dunia.
Seorang korban lainnya bernama Amrizal (60), hingga kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Informasi yang dihimpun Tribunjambi.com, Basnah meninggal dunia setelah mendapat perawatan selama lima jam di Rumah Sakit Umum Mayjend HA Thalib Kerinci.
Warga menuturkan serangan lebah / tawon di Kerinci terjadi pada Selasa (26/11) sekira pukul 11.30 WIB.
Serangan Tawon di Garut, Satu Anak Tewas
Berita lainnya, baru-baru ini kejadian nahas menimpa 4 orang bocah di Garut.
Keempat bocah tersebut disengat tawon pada Rabu (20/11/2019) sore.
Kejadian ini terjadi Kampung Nangela, RT 01/02, Desa Cikedokan, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut.
Mereka disengat tawon lantaran mengusik sarang tawon di salah satu rumah warga.
Keempat bocah tersebut di antaranya Armi (11) pelajar kelas VI SD Samarang, Saeful Ulum (12) pelajar kelas VII SMPN 2 Bayongbong, Rizki (11) pelajar kelas VI SD Mekarsari, dan Elzar (9) pelajar kelas IV SD Samarang.
Kejadian menjadi bahan pelajaran bagi yang lainnya.
Berikut ini deretan fakta-fakta kejadian nahas 4 orang bocah disengat tawon.
1. Armi Korban Tewas
Dari keempat bocah itu, Armi (11) bernasib malang, nyawanya tak tertolong usai disengat tawon.
Armi adalah pelajar kelas VI SD Samarang, Garut.
Saat diserang keempat bocah itu lari menyelamatkan diri dari sengatan tawon.
Sayangnya Armi tak secepat yang lain untuk menyelamatkan diri.
Hingga akhirnya sekujur badannya yang paling banyak mendapatkan sengatan tawon.
Kendati Armi sempat dibawa ke Klinik Cisanca untuk mendapatkan pertolongan medis.
Namun, nasibnya Armi, nyawanya tak tertolong.
Jenazah Armi sudah dimakamkan keluarga di tempat pemakaman umum Desa Cikedokan.
Baca : Kabar Buruk Tito Karnavian, Ucapannya Soal Reuni Akbar PA 212 Disoal, Dampaknya Ternyata Bisa Serius
2. Mengusik Sarang Tawon
Serangan dan sengatan tawon itu bermula saat keempat bocah itu mengusik sarang tawon.
Diketahui keempat bocah itu baru selesai pulang latihan dari Madrasah Al Barkah.
Mereka adalah Armi dan adiknya Elzar, Saeful Ulum, dan Rizki.
Dalam perjalanan pulang sekira pukul 16.00 WIB sore mereka berinisiatif membongkar sarang tawon.
Rizki menyebut, tawon-tawon itu kerap menyengat saat melintas masjid.
Ia dan temannya pun berinisiatif untuk merusak sarang tawon.
"Sudah siapin kayu buat nurunin sarangnya. Sama pakai penutup wajah dari kardus. Biar enggak kena ke muka," katanya.
Berawal dari keisengan itulah keempatnya mengusik sarang tawon tersebut.
Sarang tawon itu berada di atap salah satu rumah warga.
Mereka mengusik sarang tawon dengan cara menusuk sarang tersebut dengan kayu.
Sontak tawon merasa terusik, akhirnya tawon tersebut menyerang balik mereka.
3. Penyelamatan diri
Mendapati serangan balik dari sengatan tawon, sontak keempat bocah itu menyelamatkan diri.
Mereka menyelamatkan diri masing-masing.
Ada yang mencoba lari dan menceburkan diri ke dalam bak mandi.
Sebagian lainnya melompat dari atap lantai 1 masjid.
Sementara Armi tak memilih melompat.
Saat kejadian, situasi di kampung saat itu sedang sepi.
Ibu-ibu tengah melakukan pengajian.
Namun setelah berupaya pergi ke rumah masing-masing keempat bocah langung di bawa ke puskesmas dan klinik.
Armi dan Elzar dibawa ke Klinik Cisanca.
Sementara Saeful Ulum, dan Rizki mendapatkan perawatan ke puskesmas.
4. Tiga korban luka parah
Dari keempat korban sengatan tawon itu, tiga bocah di antaranya mengalami luka cukup parah.
Kendati sudah mendapatkan perawatan namun mereka belum pulih sepenuhnya.
Rizki contohnya, ia mengaku masih sering merasa pusing.
Rizki juga mengaku sekujur badannya masih terasa sakit.
Rasa panas juga muncul dari luka-luka bekas sengatan tawon di seluruh tubuhnya.
Rizki mengaku kapok karena disengat tawon.
Ia juga sangat sedih karena temannya meninggal dunia.
"Enggak tahu kalau bakal nyerang tawonnya. Apalagi Armi sampai meninggal karena disengat," ucapnya.
Meski menggunakan celana jeans, sengatan tawon masih terasa ke bagian paha dan kakinya.
Rizki juga sempat menggunakan penutup wajah dari kardus saat akan merusak sarang tawon.
5. Damkar Turun Tangan
Kabar empat bocah itu akhirnya sampai di telinga Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Garut.
Setelah itu Damkar turun tangan untuk mengamankan sarang tawon tersebut.
Dinas Pemadam Kebakaran, mencopot sarang tawon pada Kamis (21/11/2019) malam.
"Harus malam hari diturunkannya. Biar tawonnya lagi enggak aktif. Kalau siang masih aktif dan berbahaya," ujar Danramil Bayongbong, Kapten Inf Jaja, Kamis (21/11/2019).
Menurut Jaja, sarang tawon tersebut berada di rumah warga bernama Maryam.
Akibat serangan tawon, seorang anak bernama Armi Fauzi meninggal dunia.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Teror Tawon, Kakek di Kerinci Tewas Setelah Disengat Ribuan Tawon, Warga Tak Berani Menolong, https://jabar.tribunnews.com/2019/11/27/teror-tawon-kakek-di-kerinci-tewas-setelah-disengat-ribuan-tawon-warga-tak-berani-menolong?page=all.