Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Orang Utan Ditembak 24 Kali Pakai Senapan Angin hingga Buta, Tak Bisa Kembali ke Habitatnya Lagi

Seekor orang utan buta setelah ditembak senapan angin sebanyak 24 kali. Tak bisa kembali ke habitatnya lagi

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Orang Utan Ditembak 24 Kali Pakai Senapan Angin hingga Buta, Tak Bisa Kembali ke Habitatnya Lagi
FACEBOOK Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP)
Seekor orang utan buta setelah ditembak senapan angin sebanyak 24 kali. Tak bisa kembali ke habitatnya lagi 

TRIBUNNEWS.COM - Seekor orang utan, yang kemudian diberi nama Paguh, buta setelah ditembak menggunakan senapan angin sebanyak 24 kali.

Paguh, yang dalam bahasa Suku Karo berarti kuat, mendapat perawatan intensif di Sumatran Orangutan Conservation Programmes (SOCP) setelah terluka akibat tembakan senapan angin.

Mengutip dari unggahan Facebook SOCP, Paguh sebelumnya telah dievakuasi tim gabungan Human-Orangutan Cinflict Rescue Unit (HOCRU) dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKKSDA) Aceh dari Desa Gampong, Kecamatan Trumon, Aceh Selatan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen, Paguh benar-benar buta.

Tidak hanya itu, sebanyak 24 peluru senapan angin ditemukan bersarang di tubuhnya.

Dilansir Kompas.com, rinciannya 16 peluru di kepala, empat di kaki dan tangan, tiga peluru di panggul, serta satu peluru di perut.

Paguh diketahui dievakuasi di Desa Gampong pada Rabu (20/11/2019).

Berita Rekomendasi

Ia dalam kondisi terluka dan matanya buta saat dievakuasi.

Tempat Paguh dievakuasi dekat dengan Suaka Margasatwa Rawa Singkil yang menjadi habitat orang utan Sumatera di wilayah Aceh Selatan.

Mengutip Kompas.com, pendiri Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC), Panut Hadisiswoyo, mengatakan ada lebih dari 1.300 orang utan Sumatera di kawasan tersebut.

Hingga Kamis (28/11/2019) kemarin, pihak YEL-SOCP, mengatakan Paguh akan dirawat secara intensif hingga kondisinya membaik.

"Kita telah mengeluarkan tiga peluru di bagian kepala."

"Perawatan intensif akan terus kami berikan sampai kondisinya membaik," terang Meutya, dokter hewan yang menangani Paguh, Kamis.

Sedihnya, karena kebutaan yang dialami, Paguh dipastikan tidak bisa kembali lagi ke habitatnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas