5 Fakta Terbaru Viral Anak SD dan Ibunya Menangis di-Bully karena Ekonomi, Ternyata Tidak Benar
Berikut 5 hal yang harus diketahui soal viralnya anak sd dam ibunya menangis di-bullyi karena ekonomi dari penelusuran Tribunnews.com
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa hari lalu, pengguna media sosial Facebook dihebohkan dengan posting yang memperlihatkan seorang anak SD yang tengah menangis.
Sambil berdiri, anak ini mengusap matanya dengan jilbab putih yang ia kenakan.
Tidak jauh dari anak berjilbab, terlihat juga seorang perempuan yang tengah duduk dan menutupi wajahnya dengan jilbabnya.
Postingan tersebut diberikan narasi jika anak SD dan perempuan yang diduga orangtuanya tersebut menangis lantaran dibully karena masalah ekonomi.
Video ini pun menjadi viral dan menjadi bahan perbincangan banyak netizen.
Hingga pada akhirnya, apa yang disampaikan lewat postingan tersebut tidak terbukti kebenarannya.
Untuk mengetahui lebih lanjut kejadian tersebut, berikut 5 fakta yang harus diketahui soal viral-nya anak SD dan ibunya menangis di-bully karena masalah ekonomi.
Baca: UPDATE Lamborghini yang Terbakar di Surabaya, Diderek karena Tak Memiliki Kelengkapan Surat
1. Postingan asli telah dihapus
Dari hasil penelusuran yang dilakukan Tribunnews.com, postingan asli dari seorang warganet yang diketahui pertama kali menyebarkan kabar ini tidak berhasil ditemukan.
Selain bullying, anak SD tersebut dikabarkan mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari teman-temannya.
"Tapi sangat menyedihkan kan di sekolah anaknya mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan dari teman-temannya. Di-bully, dihina, dimusuhi, bahkan tasnya dilempar, mereka salah apa?" tulisan dalam postingan tersebut.
Akan tetapi, hasil screenshot dari postingan tersebut kemudian diunggah ulang oleh akun Facebook bernama Uun Unaini.
Menurut keterangan Uun kepada Tribunnews.com, mengaku pertama kali mendapat kabar tersebut saat seorang netizen lain menge-tag dirinya di media sosial Facebook.
"Awalnya lewat tag, tapi sekarang postingan awal sudah dihapus," kata Uun saat dihubungi, Senin (9/12/2019).
2. Tempat kejadian
Uun juga mengatakan jika lokasi tempat diambilnya video tersebut tidak jauh dari tempat tinggalnya di Desa Pangkalan, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
"Kebetulan tetangga kampung saya," ujar Uun.
Ia juga mengatakan, anak perempuan yang sedang menangis di dalam video juga merupakan teman satu sekolah dari buah hatinya.
3. Pengecekan langsung oleh relawan S3
Untuk memuaskan rasa penasarannya, perempuan yang tergabung dalam Komunitas Sedekah Seribu Sehari (S3) Kecamatan Sobang ini langsung mendatangi lokasi, Minggu (8/12/12019).
Ia berusaha mencari kedua orang yang ada di dalam video yang viral tersebut.
Namun sayangnya, saat sudah berada di tempat, Uun tidak bertemu dengan mereka.
Baca: Viral Pria Kecanduan Game hingga Juling dan Gila, Ini Pengakuan Si Pembuat Video
"Kebetulan pas di situ anaknya nggak ada sama ibunya juga, baru bantuin bapaknya buat batu bata," ungkap Uun.
Perempuan kelahiran Pandeglang ini meneruskan ceritanya, sambil menunggu kedua orang ini, Uun sempat mencari informasi dari tetangga sekitar.
"Akhirnya saya ngobrol dulu sama tetangga kan," kata Uun.
4. Tidak terjadi aksi bullying
Uun mengatakan jika peristiwa yang ramai di media sosial soal aksi bullying tidaklah benar.
Dari informasi yang diperoleh Uun, gadis cilik dalam video tersebut menangis setelah bermain dengan teman-teman sekolahnya.
"Ya tahu lah kalau anak kecil kan suka becanda-becanda gitu," kata Uun.
Menurutnya, kondisi keluarga tersebut dalam keadaan baik-baik saja, seperti keluarga pada umumnya.
"Normal-normal saja sih sebetulnya," tegas perempuan kelahiran 1985 ini.
Baca: Kenang 39 Tahun Kepergian John Lennon Pendiri The Beatles, Tinggalkan Duka pada Para Penggemar
5. Pelajarannya bisa diambil
Menanggapi viralnya kejadian ini, Uun mengatakan hal tersebut terlalu dilebih-lebihkan.
Uun juga berpesan kepada siapapun ketika mendapatkan informasi atau kabar bisa dicek kembali kebenarannya.
Serta jangan langsung percaya dan menyebarkan ke yang lain melalui media sosial.
"Jangan langsung komentar atau gimana, cerdas dalam menerima informasi," tutupnya.
(*)
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)