Beredar Kabar 8 Babi Terserang Virus ASF di Bali, Begini Fakta Sebenarnya
Dikalkulasikan, dari total populasi 12 ribu ekor babi yang ada, ada sekitar 80 ribu ekor babi mengonsumsi pakan limbah restoran
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Bali Eurazmy
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Warga dikejutkan pesan berantai di Whatsapp Group (WAG), ada delapan ekor babi ternak mati mendadak, Rabu (11/12/2019).
Disebutkan babi yang mati diduga akibat terjangkit virus ASF (African swine Fever) atau demam babi afrika yang kini sedang diwaspadai di dunia.
inas Pertanian Kota Denpasar langsung menerjunkan timnya untuk memastikan dugaan tersebut di Jalan Pulau Moyo dan Pulau Roti Denpasar.
Namun usai diperiksa, kenyataan di lapangan jauh berbeda dari informasi yang didapat.
Kepala Dinas Pertanian Denpasar, Gede Ambara Putra memastikan bahwa kabar 8 ekor babi mati mendadak akibat virus ASF itu tidak benar alias hoax.
Bahkan, babi-babi yang mati ini dari hasil penelusuran tidak mengalami mati mendadak, namun sudah terjadi sekitar dari sebulan lalu.
Baca: Cita-cita Davi Beri Kontribusi untuk Sesama Orang dengan HIV
''Mati satu per satu, karena sakit. Sudah kita cek di lapangan dan investigasi, kenyataan di lapangan dugaan itu tidak ada," ungkapnya dikonfirmasi Tribun Bali, Rabu (11/12/2019).
Ia menambahkan, seorang peternak di daerah Sesetan, Denpasar sekitar sebulan lalu juga mengalami hal sama.
Setelah diperiksa di Balai Besar Veterenarian (BBVET) Denpasar hasilnya negatif dari paparan virus ini.
''Untuk sementara ini, saat ini di Denpasar negatif. Tidak ada sebab kematian yang indikasi mengarah kesana (virus ASF),'' jaminnya.
Kendati begitu, pihaknya bersama instansi terkait sudah merapatkan barisan untuk pencegahan virus ASF ini masuk ke Bali.
Berbagai upaya dilakukan mulai dari memberikan sosialisasi kepada peternak untuk merebus pakan ternaknya sebelum diberikan ke babi.
Baca: Kunci Jawaban Ujian SD dan SMP di Denpasar Bali Beredar Via WA Sehari Sebelum Ujian
Hal ini mengingat, rata-rata pangan babi ternak ini berasak dari limbah sisa-sisa makanan di hotel dan restoran.