Pameran Seni Kriya Gumregah, Pameran Seni Bersama Sebagai Sarana Apresiasi
Pameran Seni Kriya merupakan sebuah pameran seni sebagai apresiasi terhadap Sumadi sebagai tenaga pengajar sekaligus kriyawan
Penulis: Muhammad Nur Wahid Rizqy
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Wartawan, Muhammad Nur Wahid Rizqy
TRIBUNNEWS.COM – Pameran Seni Gumregah merupakan pameran seni kriya yang diselenggarakan untuk mengapresiasi 34 tahun berkaryanya Sumadi, Pengajar Seni Kriya di Institut Seni Indonesia Surakarta.
Selama 34 tahun berkarya, hal ini bagi Sumadi merupakan sebuah bentuk apresiasi pencapaian dan sekaligus pengabdian diri di dunia seni kriya.
Dalam pameran tersebut banyak karya-karya Sumadi yang dipamerkan.
Tak hanya karya milik Sumadi yang dipamerkan, karya-karya dari para pengajar ISI Surakarta serta kriyawan-kriyawan lainya banyak dipamerkan disana.
Pameran ini diselenggarakan di Bentara Budaya Surakarta, dari tanggal 10-15 Desember 2019.
Pameran seni kriya memiliki tajuk Gumregah karena mengartikan sebuah self awarness disertai semangat untuk bergerak melakukan kerja nyata yang positif.
Dengan motivasi akan makna Gumregah tersebut, ini menjadikan dorongan dan kerja nyata bagi 27 dosen akitf, dan 3 yang telah purna tugas dari jurusan Kriya Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta untuk menggelar sebuah pameran karya seni kriya di Bentara Budaya Solo.
Ketua Panitia Pameran, Bening Tri Swasono, menuturkan kepada Tribunnews, dengan adanya pameran seni kriya ini merupakan sebuah momentum dan kesempatan untuk mengenalkan karya-karya seni, terutama seni kriya.
Dan juga harapanya kedepan, acara pameran kriya seni dapat melibatkan para kriyawan yang lebih banyak dan skala yang lebih besar.
"Jadi kami berharap ini merupakan satu momentum, dan kebetulan ini bertepatan dengan purna tugas pak Sumadi, tetapi saat ini juga ini merupakan suatu momentum untuk kedepanya untuk bisa dijadikan event tahunan," ujar Bening, Selasa (10/12/2019).
"Dan juga pameran ini bisa diadakan oleh jurusan kriya yang mungkin akan melibatkan lebih banyak kriyawan," tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Sumadi, dosen kriya seni ISI Solo yang telah mendedikasikan dirinya sebagai sosok yang bergelut dengan kriya senin, ia menyatakan kebahagianya.
Ia merasa bahagia karena karya-karyanya selama ini dapat dipamerkan dan diketahui banyak orang.
Meskipun masih banyak karya-karya miliknya yang sesungguhnya masih belum semua ia perlihatkan ke publik.
"Saya merasa senang karya-karya saya bisa dipublikasikan, kemudian syukur" bisa dipahami dan diketahui oleh masyarakat luas," ujar Sumadi.
Karya-Karya yang ditampilkan dalam pameran ini pun beragam.
Mulai dari karya-karya yang terbuat dari logam, kayu, kain, serat, kaca, kulit, keramik, batu dll.
Total karya yang dipamerkan berjumlah 58 karya kriya.
58 karya kriya tersebut terbagi dari 30 karya atas kreasi Sumadi, dan 28 karya berasal dari dosen jurusan Kriya ISI Surakarta.
Melalui karya-karyanya, Sumadi mengekspresikan hidup dan kehidupan alam semesta dalam dimensi simbolik.
Rekaan bentuk makhluk-makhluk yang distilir, ekspresinya tentang gunung dan apa saja tentang dimensi kehidupan, dia olah sedemikian rupa menjadi karya kriya yang khas.
Turut dosen-dosen ISI Surakarta yang berpameran yaitu, Aan Sudarwanto, Afrizal, Agus Ahmadi, Agung Cahyana, Aji Wiyoko, Aries BM, Ari Supriyanto, Arif Jati P., Bagus Indrayana, Basuki Teguh Yuwono,
Bening Tri Suwasono, Danang Priyanto, FP Sri Wuryani, Galih Apriliyanto, Imam Madi, KRT. Subandi Suponingrat, Kusmadi, Karju, Kuntadi Wasi Darmojo, M.Ng.
Daliman Puspobudoyo, Soelistyo Joko Soeryono, Suyanto (Alm), Sri Marwati, Soegeng Toekio, Quintanova Rizqino, Sutriyanto, Prima Yustana, R. Adi Pabowo
(Tribunnews.com/Muhammad Nur Wahid Rizqy)