Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Serangkan Harimau di Lahat Karena Aktivitas Manusia Sudah Menganggu Habitatnya

Seorang petani di Sumatera Selatan kembali menjadi korban tewas akibat diterkam harimau.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Serangkan Harimau di Lahat Karena Aktivitas Manusia Sudah Menganggu Habitatnya
Handout
Petugas mengukur jejak kaki harimau yang ditemukan di Desa Singapure Lahat. 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Seorang petani di Sumatera Selatan kembali menjadi korban tewas akibat diterkam harimau.

Kali ini Mustadi Maspur (52) petani kopi di Kecamatan Semendo Darat Kabupaten Muaraenim, tewas seketika usai diterkam harimau ketika berada di kebunnya, Kamis (12/12/2019).

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumsel, Tito mengatakan, kemunculan harimau hingga jatuhnya korban jiwa dikarenakan adanya 'pemantik' yang menjadi salah satu pemicu adanya gesekan antara manusia dan harimau.

"Pemantiknya adalah aktivitas manusia yang dirasa sudah sangat menggangu aktivitas harimau. Sebab kita semua tahu termasuk masyarakat disana sadar betul bahwa hutan lindung adalah rumah harimau," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (13/12/2019).

Lebih lanjut Tito menjelaskan 'pematik' disini adalah aktivitas yang terlalu berlebihan dari manusia terhadap habitat harimau.

Baca: Tewas Diterkam Harimau, Ini Bagian Tubuh Mustadi yang Hilang

Baca: Dua Petani Ketakutan Lihat Mustadi Diterkam Harimau, Saat Didatangi Jasadnya Sudah Tidak Utuh

Seperti yang terjadi pada Kuswanto (48) warga desa pulau panas kecamatan Tanjung Sakti Kabupaten Lahat yang tewas akibat diterkam harimau beberapa waktu lalu.

Korban terkaman harimau yang meregang nyawa ketika diperiksa oleh tim medis setempat.
Korban terkaman harimau yang meregang nyawa ketika diperiksa oleh tim medis setempat. (handout)

Dari hasil pemeriksaan di TKP, diduga korban sedang melakukan perbuatan illegal logging menebang pohon di kawasan hutan lindung.

Berita Rekomendasi

"Kami temukan senso yang diduga digunakan korban untuk menebang pohon secara ilegal. Ada juga ditemukan 3 tungkul kayu dan 17 papan kayu disana," ujarnya.

Selanjutnya yang terjadi pada Marta (24) warga dusun Tebat Benawa, dari hasil pengecekan di lapangan, diduga saat itu korban sedang menyemprot rumput di kawasan hutan lindung.

Namun nahasnya semprotan itu mengenai harimau sehingga secara refleks langsung menyerang korban untuk melindungi diri.

"Logikanya, di dalam hutan tidak ada rumput melainkan bekas bukaan lahan baru yang sedang dibersihkan," kata Tito.

Selanjutnya yang terjadi pada korban bernama Yanto yang saat diserang harimau sedang berada di kebun kopi.

Sama seperti kejadian pada Mustadi yang saat itu juga tengah berada di kebunnya yang berada di kawasan hutan lindung.

"Jadi kita harus luruskan dulu. Dengan rentetan kejadian dan fakta yang ditemukan di lapangan, artinya bukan harimau yang berbuat liar dengan memakan manusia.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas