Direktur Median Sebut Jokowi Punya Pengaruh Positif dan Negatif bagi Gibran dalam Pilkada Solo 2020
Rico Marbun menjelaskan sisi positif dan negatif dari pengaruh Presiden Jokowi dalam majunya Gibran Rakabuming Raka dalam Pilkada Solo 2020.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif lembaga survei Median, Rico Marbun menjelaskan sisi positif dan negatif dari pengaruh Presiden Jokowi dalam majunya Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Solo 2020.
Putra sulung Jokowi, Gibran saat ini telah sah menjadi Bakal Calon Wali Kota Solo.
Sehingga, Rico Marbun menyebut pengaruh Jokowi sebagai orang terdekat Gibran seperti dua sisi mata uang.
"Posisi Pak Jokowi itu jelas berpengaruh ya, tapi ini seperti dua sisi dari mata koin," ujar Rico Marbun di Studio Menara Kompas, Selasa (17/12/2019), dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Jadi ini bisa berpengaruh positif, bisa juga berpengaruh negatif," jelasnya.
Rico menyebut, Jokowi mempunya pengaruh positif bagi putranya karena rekam jejaknya yang berhasil.
Jokowi diketahui sebelum menjadi Presiden, sudah menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta.
Sehingga menurut Rico Marbun, rekam jejak Jokowi itu akan berpengaruh baik pada putranya, karena warga Solo menyambutnya dengan senang.
"Pengaruh positifnya adalah, orang happy selama ini di kota Solo, dengan rekam jejak Pak Jokowi baik di Kota Solo maupun di level nasional," ujarnya.
Sementara untuk sisi negatifnya, Rico menyebut elektabilitas Gibran akan menurun dalam Pilkada Solo, apabila kinerja Jokowi sebagai presiden sedang buruk.
Sehingga, menurutnya, Gibran tak perlu menggunakan rekam jejak Jokowi secara berlebihan.
"Sisi negatifnya, apabila terjadi kapitalisasi terlalu berlebihan terhadap track record-nya Pak Jokowi, tentunya akan berpengaruh pada elektabilitas Gibran," jelasnya.
Direktur Eksekutif Median ini pun berharap, Gibran akan bisa lepas dari nama besar Presiden Jokowi.
"Sehingga Gibran di sini harus berusaha lepas dari bayang-bayang keberhasilan Pak Jokowi sebagai presiden," ungkap Rico.
Hasil lembaga survei Median menyebut elektabilitas Gibran kalah dari sang petahana Achmad Purnomo di Pilkada Solo pada 2020 mendatang.
Dengan menggunakan metode pertanyaan terbuka, lembaga survei Median menyampaikan 18 nama kandidat calon Wali Kota Solo.
Hasilnya, nama Achmad Purnomo dan Gibran Rakabuming Raka menjadi kandidat dengan elektabilitas tertinggi, jika menggunakan metode ini.
Elektabilitas petahana Achmad Purnomo masih unggul dengan meraih 45 persen suara, sedangkan elektabilitas Gibran tercatat sebesar 24.5 persen.
Rico Marbun menyebut dari hasil survei tersebut terdapat perbedaan cara memilih.
"Menurut saya ini ada perbedaan cara memilih, dari masing-masing konstituen, baik dari petahana Pak Purnomo, yang kedua challenger-nya Gibran," ujar Rico Marbun.
Ia mengatakan, ada dua alasan yang melatarbelakangi pemilih menentukan pilihannya.
"Kalau kita bicara mengenai perilaku pemilih, pemilih biasanya menjatuhkan pilihannya atas dua hal," katanya.
"Yaitu pemilihan secara rasional, yang kedua pilihan secara emosional," jelas Rico.
Menurutnya, pemilih yang rasional akan memilih berdasarkan kemampuan dari calon kepala daerah.
"Rasional itu, orang memilih karena menghitung nilai kompetensi seseorang," ungkapnya.
Sementara, pemilih yang mengutamakan emosionalnya, akan memilih orang terdekatnya.
"Pilihan emosional, biasanya orang menghitung karena faktor kedekatan, faktor non rasional," jelas Rico.
Survei Median menunjukkan mayoritas pemilih Gibran Rakabuming Raka pada Pilkada Solo 2020 karena faktor sosok Gibran yang dinilai mewakili kaum muda, dengan persentase 27.3 persen.
Alasan berikutnya adalah karena Gibran adalah putra dari Presiden Joko Widodo, sebesar 18.5 persen.
Dan yang ketiga, 13 persen karena alasan melihat Gibran sebagai sosok pengusaha kreatif.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memberikan tanggapan terkait putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka yang sudah sah menjadi Bakal Calon Wali Kota Solo, untuk Pilkada 2020.
Gibran telah mengambil sekaligus mengembalikan formulir pendaftaran, Kamis (12/12/2019).
Presiden Jokowi menyebut langkah Gibran terjun dalam dunia politik itu adalah sebuah kompetisi.
Sebuah kompetisi yang menurutnya bisa kalah ataupun menang.
"Itu kan sebuah kompetisi, kompetisi bisa menang bisa kalah," ujar jokowi, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (12/12/2019).
Sehingga, Jokowi menilai rakyat yang berhak untuk menentukan pemenang dari kompetisi Pilkada itu.
"Terserah rakyat yang memiliki hak pilih, siapapun punya hak pilih dan dipilih," jelas Jokowi.
"Kalau rakyat enggak memilih, ya gimana?," tanyanya.
Menurut Jokowi, majunya Gibran mengikuti pencalonan Wali Kota Solo adalah kompetisi, bukan sebuah penunjukan.
"Ini kompetisi, bukan penunjukan, beda, tolong dibedakan," ungkap Jokowi.
(Tribunnews.com/Nuryanti)