Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Ini, Bali Animal Defender Ajak Terduga Pelaku Penggantung Kucing Bermediasi di Polda Bali

Bali Animal Defender lakukan mediasi dengan terduga pelaku yang menggantung kucing malang tersebut di Polda Bali

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ifa Nabila
zoom-in Hari Ini, Bali Animal Defender Ajak Terduga Pelaku Penggantung Kucing Bermediasi di Polda Bali
Tribun Bali/Rino Gale
Ketua Animal Defender, Jovania Emanuel Calvary dan Junian Christina selaku Founder Bali Cat Lover saat ditemui di Ditkrimsus Polda Bali, Jalan WR Supratman, Denpasar, Bali, Senin (16/12/2019). 

"Yang menyakiti kucing itu. Untuk komunitas yang merasa dirugikan Mohon maaf yang sebesar-besarnya," kata ayah DC.

Baca: VIRAL Video Istri Kedua Pukuli Suami Berusia 65 Tahun yang Sakit Stroke, Ini Kata Psikolog

Kata Psikolog

Psikolog dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi., memberikan tanggapannya terkait kasus ini.

Menurut Adib, tindakan menganiaya hewan seperti ini dipengaruhi oleh pola pikir pelaku itu sendiri.

"Kalau menurut saya sih mindset dari pelaku ya, jadi mindset pelaku itu sepertinya rasa kasih sayang terhadap hewan tuh kurang," tutur Adib saat dihubungi Tribunnews.com pada Rabu (18/12/2019).

Adib juga menduga pelaku memiliki tendensi kekerasan tertentu sehingga ia melakukan kekerasan pada hewan.

Berita Rekomendasi

Selain itu, psikolog dari praktekpsikolog.com ini menyebut tindakan pelaku tersebut disebabkan oleh adanya dendam.

Secara umum, Adib menuturkan, orang-orang yang memiliki kecenderungan menyiksa hewan menyimpan dendam yang kemudian dilampiaskan pada hewan di sekitarnya.

"Kemungkinan, orang-orang seperti pelaku itu dalam kondisi tertutup lalu butuh hiburan," terang Adib.

"Barangkali dia punya dendam dengan teman atau saudaranya, sehingga dendamnya itu dilampiaskan terhadap hewan," sambungnya.

Tak hanya itu, Adib menyampaikan, tindakan penganiayaan terhadap hewan biasanya dipengaruhi oleh lingkungan.

Lebih lanjut, Adib menuturkan, tindakan tersebut juga mungkin terjadi apabila seseorang memiliki pengetahuan yang masih kurang.

"Biasanya orang yang melakukan kekerasan pada binatang itu karena pengetahuannya kurang, dia berada di lingkungan yang cenderung keras dan kasar, sehingga binatang menjadi mainan," kata Adib.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas