Desain Tol Yogyakarta-Solo di Kawasan Monjali Diubah dari Elevated jadi At Grade, Ini Alasannya
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) menargetkan desain baru Tol Yogyakarta-Solo akan keluar pada awal Januari tahun depan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Desain tol Yogyakarta-Solo dipastikan mengalami perubahan dari elevated (melayang) menjadi at grade di kawasan sekitar Monumen Jogja Kembali.
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) menargetkan desain baru Tol Yogyakarta-Solo akan keluar pada awal Januari tahun depan.
"Untuk saat ini, desainnya belum keluar. Targetnya, mudah-mudahan minggu pertama sudah keluar," ujar PPK Satker Pelaksana Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Tol Yogya-Solo, Totok Wijayanto kepada Tribun Jogja, Jumat (20/12/2019).
Totok mengatakan, redesain jalan tol yang sebelumnya elevated (melayang) di atas ringroad utara ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dan BPJT.
Totok menyebutkan, perubahan desain di kawasan Monjali ini akan sepanjang satu hingga dua kilometer.
Baca: Diduga Sopir Ngantuk, Toyota Vios Terbang Keluar Tol Semarang-Solo
Baca: Digagas Sejak 2003, Kini Tiga Perusahaan Asal China Ingin Bangun Jembatan Tol Teluk Balikpapan
"Perhitungan sementara redesain ya sekitar 1- 2 kilometer, nanti kita lihat desainnya seperti apa. Yang jelas, ada garis imajiner yang tidak bisa ditabrak ya," urainya.
Selain mengenai garis atau sumbu imajiner yang khawatir ditabrak, ada beberapa pertimbangan perubahan desain itu, antara lain terkait keselamatan lalu lintas.
Perubahan desain ini, kata Totok, jalan tol akan mulai dibuat menurun pada jarak 1 kilometer dari arah timur dan mulai naik atau melayang lagi pada jarak 1 kilometer ke arah barat.
Nantinya, titik turun dan naik ini juga akan disesuaikan dengan perempatan jalan.
Perubahan desain ini tentu saja akan berdampak pada semakin banyaknya lahan yang akan dibebaskan dengan panjang desain at grade sekitar dua kilometer.
Apalagi, akan ada jalan melingkar setengah lingkaran karena jalan nasional menjadi jalan tol.
"Jadi harus ada gantinya kira-kira seperti itu. Kalau sudah jadi desainnya nanti kami berikan informasi lebih lanjut," ujar Totok.
Disinggung adanya penggeseran jalan eksisting lantaran perubahan desain ini, Totok membenarkannya.