Buntut Penusukan 2 Warga di Bangka Belitung hingga Picu Kemarahan Warga Asli, Pendatang Dievakuasi
Kasus penusukan terhadap bapak dan anak di Bangka Belitung berbuntut panjang,kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (21/12/2019) sore.
Editor: Garudea Prabawati
"Saya sudah sampaikan ke Reskrim untuk segera mencari pelaku," kata Kapolres Pangkal Pinang, AKBP Iman Risdiono, saat berada di kantor desa, Sabtu sore.
Warga pendatang dievakusi dikawal senjata
Sabtu malam sekitar pukul 20.30 WIB, 140 warga asal Selapan diungsikan ke mapolres Pangkal Pinang. Mereka terpaksa dievakusi untuk meredam kemarahan warga asli.
"Memang sudah ada kesepakatan dengan warga, kalau ada warga Selapan mengganggu apalagi tadi ada penusukan, konsekuensinya ya harus meninggalkan Desa Batu Belubang," kata Kapolres Pangkal Pinang AKBP Iman Risdiono di kantor Desa Batu Belubang, Sabtu malam.
Ia mengatakan kesepakatan itu berdasarkan hasil musyawarah bersama perangkat desa setempat.
Evakuasi warga Selapan yang tersebar di RT 6 dan RT 8 Desa Batu Belubang menggunakan truk Brimob dna dikawal aparat bersenjata lengkap.
Warga yang dievakusi di antaranya adalah belasan balita.
Setelah didata mereka kemudian diinapkan di aula Mapolres Pangkal Pinang.
Tak kenal pelaku
Merlin, salah satu warga Selapan mengaku tak mengenal pelaku penusukann, Kepada Kompas.com, ia mengaku diminta keluar dari kamar kontrakan Merlin dievakusi bersama suami dan 2 anaknya yang masih balita.
"Tidak tahu kasus itu, Pak. Tahunya sudah ramai kami disuruh pindah," ujar dia.
Hal senada juga dijelaskan Nurlaila (60). Ia bercerita warga yang diungsikan tidak mendapat kepastian soal tempat tinnggal mereka selanjutnya.
Pengungsi dewasa menginap di aula Mapolres Pangkal Pinang sementara anak-anak balita dan jompo diinapkan di panti terdekat.
Nurlaila sudah 3 tahun tinggal di rumah kontrakan di Desa Batu Belubang karena suaminya bekerja di penambangan timah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.