Bus Sriwijaya Terjun ke Jurang Liku Lematang Sedalam 150 meter, 25 Penumpang Tewas, Diduga Rem Blong
Kecelakaan Bus Sriwijaya yang menewaskan 25 penumpang terjadi saat melalui Liku Lematang yang memiliki kedalaman 150 meter.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Bus Sriwijaya rute Bengkulu menuju Palembang alami kecelakaan, pada Selasa (24/12/2019) dini hari, sekitar pukul 00.30 WIB.
Di dalam bus tersebut membawa 30 penumpang dan 25 diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
Kecelakaan bus terjadi ketika melewati liku Lematang yang berada di Desa Perahu Dempo Pagaralam, Sumatera Selatan.
Jurang tersebut diketahui memiliki kedalaman 150 meter.
Hingga saat ini tim gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polisi, dan warga sekitar masih terus melakukan proses evakuasi pencarian penumpang.
Tim gabungan tersebut kini terfokus pada pencarian penumpang bus yang mungkin masih terjebak.
Tidak hanya itu, tim gabungan juga menyisir aliran sungai untuk menyelamatkan atau memberikan pertolongan pada penumpang.
Dalam kecelakaan bus Sriwijaya tersebut, terdapat beberapa korban selamat dan terluka yang dibawa ke RSUD Besemah.
Dua penumpang yang menjadi korban kecelakaan bus Sriwijaya yang alami luka berat.
Dikutip dari sumsel.tribunnews.com, kecelakaan bus Sriwijaya diduga terjadi akibat dari rem kendaraan yang blong.
Kapolres Pagaralam, AKBP Dolly Gumara SIK, melalui Kasat Lantas Iptu Rizky Moham, S.H, M.H membenarkan kejadian tersebut.
Iptu Rizky menjelaskan penyebab sementara bus Sriwijaya diakibatkan karena rem blong sehingga masuk ke jurang.
Sebelum terjun, bus ini menabrak tembok penahan Liku Lematang.
"Dugaan sementara bus ini remnya blong sehingga menyebabkan kecelakan," terang Iptu Rizky yang dikutip dari sumsel.tribunnews.com.
"Sebelum jatuh ke jurang bus ini terlebih dahulu menabrak tembok penahan Liku Lematang dan jatuh ke bawah aliran Sungai Lematang," lanjutnya.
Dilansir Kompas.com, Humas Kantor SAR Palembang, Dayu Willy menuturkan proses evakuasi bus Sriwijaya membutuhkan satu unit truk satu sel palsar.
Hal tersebut dilakukan mengingat kondisi jurang yang curam.
Tidak hanya itu, situasi jurang juga menyulitkan proses evakuasi.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum, Tribun Sumsel/Kharisma Tri Saputra, Kompas.com/Kontributor Palembang, Aji YK Putra)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.