Cerita Sedih Nenek Esmi Tambunan, Hidup Sebatangkara, Tiap Natal Sendirian di Gubuk Derita
Sukacita Natal tak dapat dirasakan oleh Nenek usia 80-an tahun Esmi Tambunan seperti ketika ditemui Tribun Medan di Desa Unjur
Editor: Hendra Gunawan
Beruntung, masih ada tetangga dan kerabat keluarga yang sesekali memberikan Esmi uang. Sehingga ketika dia membutuhkan sesuatu, dia meminta tolong kepada anak-anak di sekitaran rumahnya untuk membelikannya lalu dia memberi sdikit imbalan.
Amatan Tribun Medan, Esmi makan seadanya dan bergantung pemberian orang-orang sekitar.
Dua ekor ikan mujahir tangkapan dari Danau Toba yang diantarkan familinya dihematnya agar cukup sampai dua hari menunggu ada yang berbaik hati lagi.
Esmi tidak bisa rutin memasak karena tidak selalu punya bahan makanan yang hendak dimasaknya. Untuk pakaian, pun dia mencuci sebisanya.
Nenek yang berjalan setengah bungkuk ini mengatakan tinggal menunggu azal saja agar tidak lagi merasakan pahitnya penderitaan yang dia alami.
Bukan tidak berkeinginan sembuh dari penyakitnya, tetapi Esmi tidak memiliki biaya berobat dan hanya memiliki obat oles tradisional "Sitappar Dasar" yang diberikan tetangga untuk mengurangi bengkak pada kakinya.
"Dang olo be ahu lao tu dia-dia, alok ma di jabu on ahu paima marujung.
(Aku tidak akan kemana-mana lagi, biarlah aku di rumah ini saja," tutup Esmi bercerita dengan Tribun Medan sambil menunggu Pagi Hari pada Nalam Natal 24 Desember 2019 di Samosir. (Arjuna Bakkara)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Kisah Pilu Nenek Esmi Tambunan, Tiap Malam Natal Seorang Diri, Hidup Sakit-sakitan di Gubuk Derita,
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.