Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Senada dengan Anies, Gubernur Ridwan Kamil juga Tak Ingin Mencari Kambing Hitam soal Banjir

Senada dengan Anies, Gubernur Ridwan Kamil juga Tak Ingin Mencari Kambing Hitam soal Banjir

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Miftah
zoom-in Senada dengan Anies, Gubernur Ridwan Kamil juga Tak Ingin Mencari Kambing Hitam soal Banjir
KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI dan YouTube KompasTV
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan 

Penyebab Banjir Jakarta 

Sejumlah warga nekat melewati banjir yang merendam Jalan Kartini, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1/2020). Arus lalu lintas di jalan tersebut lumpuh total, pemukiman warga, toko, hingga rumah sakit terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa serta kendaraan yang tidak sempat dievakuasi juga nampak terendam banjir hingga menutup seluruh badan mobil. Tribunnews/Jeprima
Sejumlah warga nekat melewati banjir yang merendam Jalan Kartini, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1/2020). Arus lalu lintas di jalan tersebut lumpuh total, pemukiman warga, toko, hingga rumah sakit terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa serta kendaraan yang tidak sempat dievakuasi juga nampak terendam banjir hingga menutup seluruh badan mobil. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) banjir tersebut diakibatkan oleh diguyur hujan  di wilayah Jabodetabek.

Bahkan BMKG memprediksi hingga sepekan ke depan wilayah tersebut akan diguyur hujan dengan intensitas hujan dari menengah hingga lebat.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan kondisi tersebut didasari pada kondisi Monsoon Asia yang bertiup dari arah utara timur laut dari Samudra Pasifik yang masuk menuju kepulauan Indonesia.

Monsoon Asia kemudian membelok di sekitar Pulau Kalimantan, Jawa, dan Sumatera bagian selatan.

Selain kondisi Monsoon Asia, juga terdapat tiupan angin dari Samudra Hindia.

Kedua angin di atas bertemu di atas wilayah Jabodetabek.

Berita Rekomendasi

"Pertemuan dua arah angin yang mengakibatkan penumpukan udara yang mengandung uap air yang membentuk awan-awan hujan," ungkap Dwikorita dikutip dari tayangan Breaking News KompasTV, Rabu (1/1/2020).

Guyuran hujan di wilayah Jabodetabek juga diperparah dengan naiknya suhu muka laut di perairan Indonesia yang meningkatkan proses penguapan.

Dwikorita memperdiksi intensitas hujan secara umum di wilayah Jakarta akan mereda. 

"Hanya di Jakarta Utara masih ada hujan dengan intensitas rendah, bukan hujan yang lebat dan mengganggu," tegas Dwikorita.

Menurutnya, hujan intensitas tinggi tidak akan terjadi selam 24 jam non stop, namun ada tengang waktunya.

"Ada penuruan intensitas setelah hujan lebat, untuk memberikan waktu bagi atmosfer mengumpulkan uap air lagi di udara," kata Dwikorita.

Dwikorita menambahkan, bulan Januari sebetulnya bukan puncak musim penghujan. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas