Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Relawan Banjir yang Viral Dimarahi Camat Ciledug Beri Klarifikasi, Begini Beda Penjelasan Keduanya

Klarifikasi dari relawan banjir yang dimarahi camat ciledug, beri penjelasan berbeda dengan yang disampaikan camat kepada media.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Relawan Banjir yang Viral Dimarahi Camat Ciledug Beri Klarifikasi, Begini Beda Penjelasan Keduanya
ISTIMEWA/tangkap layar akun Twitter @Oji4712
Seorang camat yang tampak memarahi seorang relawan di kawasan Wisma Tajur, Ciledug, Kota Tangerang, Kamis (2/1/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Camat Ciledug bernama Syarifudin yang viral karena memarahi relawan banjir memberikan pernyatan.

Ia membuat permintaan maafnya melalui video dan memberi penjelasan kepada media.

Dari penjelasannya ke media, terungkap beberapa hal yang dirasa tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Ungkapan itu diberikan oleh relawan banjir, Rajab Priadi, yang menjadi korban amarah Camat Ciledug.

Seperti diberitakan Tribunjakarta, Syarifudin memberi penjelasan ke media mengenai kronologi kejadian.

Ia memberikan keterangannya pada Kamis (2/1/2020) yang kala itu sedang meninjau kawasan Wisma Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.

Saat ditemui di Komplek Kartika, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Syarifudin menjelaskan kronologis video viral dirinya membentak seorang relawan bernama Raja.

BERITA TERKAIT

"Kronologisnya itu, saat evakuasi korban pada Kamis siang di Wisma Tajur, saya bertemu Raja yang mengatakan dirinya relawan dari Jakarta,"

"Raja minta peralatan evakuasi mulai dari pengeras suara, lampu senter dan lainnya," kata Syarifudin, Sabtu (4/1/2020).

"Disitu saya bertanya, anda relawan bawa apa saja? Dia enggak bawa apa-apa, cuma bawa selembar kertas dan pulpen," sambung dia.

Dari keterangan tersebut Raja sapaan akrab sang relawan membantahnya.

Raja mengatakan kejadian yang menimpanya sekira pukul 11.30 siang, untuk itu ia membantah meminta lampu senter.

"Saya cuma minta tolong sekali dan saya hanya meminta toa saja,"

"Saya tidak meminta lampu, karena untuk apa siang hari saya meminta lampu," ujarnya kepada Tribunnews.com, Kamis (9/1/2020).

Kata Syarifudin, saat itu ia juga menerima informasi dari anggota Polsek Ciledug yang sebelumnya sudah menegur Raja atas aksinya di lokasi banjir tersebut.

Menurutnya, dalam situasi yang tak berbeda jauh, Syarifudin melihat Raja melakukan pendataan di depan warga.

"Disitu saya memang langsung menegurnya, karena ingin mengetahui aksi Raja tersebut atas perintah siapa.

"Sebagai pejabat wilayah, saya dan tim Basarnas saat itu bertanggungjawab penuh. Proses evakuasi dalam situasi banjir separah itu harus digerakan dalam satu komando," terang Syarifudin.

Dari penjelasan tersebut, Raja merasa dirinya tidak ditegur oleh anggota kepolisian.

Ia bahkan menanyakan kapan dirinya ditegur oleh anggota Polsek Ciledug.

"Tidak ada itu anggota kepolisian yang menegur saya, saya pastikan tidak ada dari pihak polsek menegur," kata Raja kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon.

Dijelaskan Syarifudin, sebelum kejadian tersebut Ia bersama tim sudah di Wisma Tajur sejak Rabu pagi (1/1/2020).

Namun, Kamis Pagi (2/1/2020) Syarifudin meninggalkan Wisma Tajur untuk mengambil logistik bantuan di wilayah Kunciran Indah.

"Sejak hari pertama kejadian banjir saya tidak melihat sosok Raja, seharian saya di Wisma Tajur mengevakuasi warga, istirahat sebelum subuh pun saya masih salat di Wisma Tajur, disitu saya masih tak melihat Raja," aku Syarifudin.

Dari keterangan tersebut, Raja mengaku memiliki bukti jika Camat Ciledug tidak berada di lokasi pada Rabu (1/1/2020) malam saat terjadinya banjir.

"Saya memiliki bukti saya sampai Rabu malam, dan saya punya banyak saksi pak camat yang tidak ada disitu,"

"Katanya pak camat di statementnya bilang salat di Wisma Tajur, itu salat di sebelah mananya?" tanya Raja.

Lanjut dari keterangan sang camat, ketika Syarifudin kembali ke Wisma Tajur siang hari, ia melihat Raja sibuk mengatur warga.

Informasi lainnya, saat Syarifudin tak di tempat, Raja memang ikut membantu masyarakat mengevakuasi korban dan barang-barang korban atas komando dirinya sendiri tanpa personel lapangan yang bertugas.

"Sudah hari kedua, semua mungkin sudah dalam kondisi lelah begitu juga dengan saya, hingga sempat tersulut emosi. Tidak ada niat saya menghalangi siapa pun untuk menjadi relawan," ucap Camat.

Dari keterangan sang camat, Raja mengaku dirinya tidak memiliki masalah pribadi dengan Syarifudin.

Bahkan ia menganggap biasa saja video permintaan maaf sang camat.

Namun, Raja mengaku kecewa dengan penjelasan Syarifudin di media yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

"Saya tidak punya masalah pribadi dengan pak camat, yang saya sayangkan adalah pernyataan pak camat di media yang tidak sesuai fakta di lapangan,"

"Saya pastikan pernyataan pak camat tidak sesuai fakta yang ada di lapangan, saya punya buktinya," tegas Raja.

Sebelumnya diberitakan, viral di sosial media video saat Camat Ciledug Syarifudin memarahi relawan banjir.

Video tersebut diposting oleh warganet di Twitter bernama @Oji4712 pada Jumat (3/1/2020).

Hingga Kamis (9/1/2020) video tersebut sudah ditonton sebanyak 1.4 juta kali oleh warganet.

Dan juga mendapat 35.000 ribu retweet dan 38.000 like dari warganet Twitter.

(Tribunnews.com/Maliana, Tribunjakarta.com/Ega Alfreda)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas