Antropolog Tanggapi Ide Licik Totok Santoso, Bangun Keraton Agung Sejagat Berkedok Penipuan
Antropolog menanggapi ide licik dari Totok Santoso terkait ide liciknya membangun Keraton Agung Sejagat yang sebenarnya berkedok penipuan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Antropolog Nurhadi memberi tanggapan soal hebohnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah.
Totok Santoso Hadiningrat alias Raja dari Keraton Agung Sejagat dinilai licik.
Totok memahami ada masyarakat yang mudah untuk dibidik menjadi korban.
Lalu ia pun mengumpulkannya hingga mendapat keuntungan besar.
"Bisa dikatakan Totok ini licik, dia tau ada orang mudah digaet, lalu dia bisa mengumpulkan orang sebanyak mungkin."
"Dari situ dia bisa mendapat keuntungan yang lumayan besar," tutur Nurhadi kepada Tribunnews.com, Kamis (16/1/2020).
Setelah dilakukan penyidikan, pada hari ini Kamis (16/1/2020), Kabid Humas Polda Jateng, kombes Pol Iskandar Fitriana mengungkap isi rekening Totok.
"Setelah pemeriksaan buku rekening atas nama Totok hanya sejumlah Rp 20 jutaan."
"Sedangkan uang tunai yang disita saat penangkapan senilai Rp 16,2 juta," ungkap Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Iskandar Fitriana, Kamis (16/1/2020), dikutip dari Tribunjateng.
Nurhadi mengatakan modus Keraton Agung Sejagat sama seperti penipuan investasi.
Menariknya, Totok bisa mengkombinasikan dua hal yang supaya bisa mendapatkan keuntungan.
"Yang pertama adalah harapan akan ekonomi."
"Mungkin sebagian orang berharap dengan bergabung dalam kerajaan akan mendapatkan keuntungan ekonomi," ujar Nurhadi.
"Ada juga sebagian masyarakat yang membutuhkan prestige baru yang tidak pernah ditemukan dalam kehidupan mereka sebelumnya," lanjutnya.