Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Forum Silaturahmi Keraton Nusantara Sebut Adanya Keraton Agung Sejagat Coreng Nama Baik Keraton

Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) berkomentar adanya Keraton Agung Sejagat yang menggegerkan publik, menurutnya hal itu mencoreng nama baik.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
zoom-in Forum Silaturahmi Keraton Nusantara Sebut Adanya Keraton Agung Sejagat Coreng Nama Baik Keraton
TRIBUN JATENG Permata Putra Sejati / ISTIMEWA via TRIBUN JATENG
Bagaimana kondisi Keraton Agung Sejagat setelah Raja dan Ratunya ditangkap pada Selasa (14/1/2020) kemarin? 

TRIBUNNEWS.COM - Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) turut berkomentar terkait adanya Keraton Agung Sejagat (KAS) yang menggegerkan publik.

Komentar itu datang dari ketua FSKN, Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat.

Menurut Arief, kehebohan yang dibuat Keraton Agung Sejagat telah mencoreng nama baik keraton-keraton di Indonesia.

Bahkan, banyak pihak yang memberi komentar tidak baik kepada keraton, terlebih di media sosial.

Dengan adanya komentar tersebut, sebagian kalangan milenial pun heran.

Mereka mempertanyakan ulang eksistensi keraton di era yang serba modern saat ini.

“Kaum milenial kan bertanya, hari gini masih ada keraton,” kata Arief kepada kepada Kompas.com di lingkungan Keraton Kasepuhan Cirebon, Rabu siang (15/1/2020).

Pangeran Raja Adipati PRA Arief Natadiningrat Ketua Forum Silaturahmi Keraton nusantara yang juga Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon dituntut sesuai deklarasi Keraton Agung Sejagat, di Keraton Kasepuhan, Rabu (15/1/2020).
Pangeran Raja Adipati PRA Arief Natadiningrat Ketua Forum Silaturahmi Keraton nusantara yang juga Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon dituntut sesuai deklarasi Keraton Agung Sejagat, di Keraton Kasepuhan, Rabu (15/1/2020). (MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)
Berita Rekomendasi

Bahkan dituturkan Arief, dengan adanya pemberitaan soal KAS, membuat posisi keraton semakin berat.

Diketahui, saat ini keraton-keraton sedang berjuang keras agar tidak punah.

Terlebih lagi adanya desakan zaman seperti era modernisasi.

Menurut Arief, keraton menjadi benteng terakhir pelestari budaya.

“Dengan kejadian kemarin ini tentunya keraton sudah berat melestarikan, melaksanakan adat tradisi."

"Oleh masyarakat dipandang sebelah mata, oleh pemerintah juga dipandang sebelah mata."

"Eh ada kejadian itu, ya tambah berat. Mencoreng nama baik keraton, kan,” tambah Arief.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas