Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fanni 'Ratu' Keraton Agung Sejagat: Saya Tak Mungkin Mengkhianati Merah Putih dan Ideologi Pancasila

Fanni Aminadia menegaskan, dirinya tidak mungkin berkhianat kepada Indonesia dengan mendirikan Keraton Agung Sejagat.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Fanni 'Ratu' Keraton Agung Sejagat: Saya Tak Mungkin Mengkhianati Merah Putih dan Ideologi Pancasila
Kolase Tribunstyle.com
Fanni Aminadia, Ratu Kerajaan Agung Sejagat yang kini pakai baju tahanan 

TRIBUNNEWS.COM - Fanni Aminadia, atau mantan ratu Keraton Agung Sejagat enggan buka suara terkait bagaimana dirinya bisa mendirikan keraton tersebut.

Namun, ia menyampaikan permintaan maaf atas keraton yang ia dirikan di Kabupaten Purworejo.

Sehingga, Fanni Aminadia mengatakan, dirinya akan diam dulu untuk sementara ini.

"Saya lebih baik diam untuk sementara waktu, saya hanya bisa menyampaikan maaf, karena berita di Purworejo itu akhirnya beritanya berkembang," ujar Fanni Aminadia, dikutip dari YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (21/1/2020).

Selanjutnya, Fanni menegaskan, dirinya tidak mungkin berkhianat kepada Indonesia dengan mendirikan Keraton Agung Sejagat.

Ia juga mengatakan, tetap menjadikan Pancasila sebagai ideologinya.

"Saya tidak mungkin mengkhianati merah putih dan ideologi saya Pancasila," ungkap Fanni Aminadia.

Karni Ilyas wawancarai Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat
Karni Ilyas wawancarai Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat (Youtube channel Indonesia Lawyers Club)
Berita Rekomendasi

Ia menyebut, berita yang sebelumnya beredar, itu merupakan kesalahpahaman.

"Ini semua faktor berita dan kesalahpahaman yang kemudian beritanya menjadi liar dan meresahkan masyarakat," jelasnya.

Fanni juga mengatakan, dirinya telah menerima hukuman sosial dari masyarakat.

Sehingga, ia saat ini akan fokus pada proses hukum kasusnya yang saat ini tengah berjalan.

"Hukum sosial sudah saya terima, dan saat ini saya mematuhi proses hukum," ungkap dia.

Ia mengungkapkan, keluarganya menjadi korban, dan usaha angkringannya telah ditutup oleh warga sekitar.

"Biarkan proses hukum itu berjalan dulu, keluarga saya sudah menjadi korban, dibully bahkan, anak saya juga tidak mau sekolah, usaha saya ditutup warga," ungkap Fanni.

Dalam acara tersebut, mantan ratu Keraton Agung Sejagat itu juga mengatakan, dirinya lahir di Yogyakarta.

Tangisi Janin Bayinya
Sebelumnya, Direskrimum Polda Jawa Tengah, Kombes Budi Haryanto mengatakan, ratu Keraton Agung Sejagat, Fanni Aminadia, selalu menangis saat ditanya mengenai janinnya.

Diketahui, janin dari Fanni Aminadia sudah dipindah ke lokasi pemakaman umum, dari sebelumnya yang dikubur di samping rumah kontrakan Totok Santoso Hadiningrat.

"Selalu nangis kalau ditanya soal itu. Nanti kita koordinasikan dengan Polda DIY," jelas Budi di Semarang, Selasa (21/1/2020), dikutip dari Kompas.com.

Budi mengatakan, pihaknya belum mengetahui penyebab dari janin Fanni yang dibukur tersebut akibat keguguran atau sebab yang lainnya.

Namun, ia membenarkan, jika di dalam kendil yang dikubur tersebut ada gumpalan daging.

"Keguguran atau tidak belum tahu. Kita tidak mengarah ke sana, TKP-nya di Yogya."

"Tapi, memang ditemukan dalam kendil itu masih berupa gumpalan daging, dan pembantunya mengatakan itu dari si Fanni," jelasnya.

Fanni Aminadia, Ratu Keraton Agung Sejagat
Fanni Aminadia, Ratu Keraton Agung Sejagat (Kolase TribunNewsmaker - Tribunnews)

Menurut Budi, Fanni sempat berbelit-belit saat dimintai keterangan oleh polisi soal Keraton Agung Sejagat.

Ia mengatakan, Ratu Keraton Agung Sejagat itu masih merasa mendapatkan wangsit sebagai keturunan kerajaan.

Diketahui, kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah, menyita perhatian publik karena menggelar kirab selama beberapa hari yang diikuti ratusan orang.

Kerajaan baru tersebut, dipimpin oleh Totok Santoso Hadiningrat, dan didampingi Fanni Aminadia.

Totok Santoso dan Fanni Aminadia telah ditangkap oleh polisi karena diduga telah melakukan penipuan kepada para pengikutnya.

Diketahui, pengikut Keraton Agung Sejagat diwajibkan menyerahkan uang hingga Rp 30 juta setiap bulan.

Bahkan, ada pengikut yang menyetor hingga Rp 110 juta dengan iming-iming jabatan dan gaji dollar.

(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Riska Farasonalia)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas