Takut Terpapar Virus Corona, 675 Warga Natuna Pilih Mengungsi ke Pulau Lain
Proses karantina terhadap 238 Warga Negara Indonesia dari Wuhan di Kabupaten Natuna menuai polemik.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Miftah
Terkait hal itu, tokoh masyarakat Natuna Rodhial Huda menyebut pernyataan pemerintah yang mengatakan lokasi karantina jauh dengan pemukiman warga tidak benar.
Hal tersebut diungkapkan Rodhial dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam yang diunggah di kanal YouTube Talk Show TVOne, Minggu (2/2/2020).
"Dan waktu Panglima TNI mengatakan tempat karantina itu jauh dari penduduk 5 sampai 6 kilometer itu tidak benar."
"Ternyata hanya 1,2 kilometer dari tempat karantina," ujar Rodhial.
Rodhial menjelaskan, jika dari Bandara, Kampung Tua Penagih yang merupakan wilayah penduduk asli Natuna hanya berjarak beberatus meter saja.
"Tapi karena berada di dalam bandara, tepat di tengah-tengah bendara sehingga dengan penduduk itu hanya 1,2 meter," terang Rodhial.
"Jadi saya tidak tahu Panglima dapat informasi dari mana," terang Rodhial.
Oleh karena itu, Rodhial mengatakan bahwa, hal tersebut membuat kekhawatiran bagi masyarakat Natuna terkait penyebaran virus corona.
"Ini mengkhawatirkan masayarakat karena seolah amannya kan kalau 5 sampai 6 kilometer."
"Tapi ternyata jaraknya cuma 1,2 kilometer dari masyarakat," ujar Rodhial.
Tak hanya itu, Rodhial juga mengatakan, bahwa masyarakat Natuna kaget dengan keputusan pemerintah yang menjadikan Natuna sebagai lokasi karantina.
"Karena pernyataan kepastian di Natuna itu sangat mendadak."
"Yaitu waktu konferensi pers Panglima TNI mengantar keberangkatan penjemput dan itu waktunya sangat singkat," ungkap Rodhial.
Sehingga, menurut Rodhial, pemerintah daerah juga tidak mengetahui informasi tersebut.