Bandara Yogyakarta International Airport Didukung Sistem Deteksi Gempa dan Tsunami
YIA merupakan bandara pertama yang didukung sistem terpadu mengantisipasi potensi gempa dan tsunami serta cuaca ekstrem.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meninjau kesiapan infrastruktur deteksi gempa dan tsunami di Bandar Udara (Bandara) International Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo, Yogyakarta.
YIA merupakan bandara pertama yang didukung sistem terpadu mengantisipasi potensi gempa dan tsunami serta cuaca ekstrem.
BMKG sendiri memiliki fasilitas alat pemantau kondisi cuaca di YIA. Sementara sistem pengamatan gempabumi dan peringatan dini tsunami bandara saat ini sedang memasuki tahap akhir pemasangan.
Baca: Tak Menutup Kemungkinan Bakal Ada Tersangka Baru dalam Kasus Jiwasraya
Baca: Prediksi Susunan Pemain AC Milan vs Juventus di Coppa Italia 2020, Bianconeri Tanpa Douglas Costa
Dia menegaskan, peninjauan tersebut dilakukan untuk memastikan alat yang dipasang berada di lokasi yang tepat. Pada kegiatan itu, Dwikorita didampingi Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan, Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu serta Kepala Balai Besar MKG Wilayah II.
Baca: Warga China Positif Terjangkit Coronavirus setelah Seminggu Liburan di Bali dan Naik Lion Air
Adapun alat yang sudah terpasang di tempat sementara nantinya dipindahkan ke bangunan baru yang dipadukan dengan kebutuhan stasiun meteorologi penerbangan di Bandara YIA.
"Jadi selain alat pemantau kondisi cuaca seperti AWOS, radar, deteksi windshear dan deteksi abu vulkanik akan dipasang juga peralatan monitoring gempa bumi seperti Accelerograph, Intensitymeter dan Sistem Peringatan Dini Gempabumi (EEWS)," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BMKG beserta rombongan juga meninjau kondisi gedung terminal dan gedung pusat krisis yang dapat difungsikan sebagai shelter evakuasi jika terjadi tsunami.
"Saya rasa ini merupakan salah satu shelter dengan desain yang terbaik. Namun tentu saja harus dilengkapi dengan rencana kontigensi penanggulangan bencana serta melakukan gladi evakuasi atau simulasi sebagai respons terhadap peringatan tsunami, agar pengelola dan pengunjung bandara ini lebih siap untuk mengurangi/mencegah risiko bencana yang ada," katanya.
Pernyataan Angkasa Pura
Dikonfirmasi terpisah, General Manager PT Angkasa Pura 1 Yogyakarta, Agus Pandu Purnama membenarkan pemasangan alat-alat tahan gempa dan tsunami di NYIA.
Ia mengatakan, alat-alat pendeteksi gempa bumi dan tsunami serta pendeteksi cuaca ekstrem tersebut disiapkan oleh BMKG.
"Iya. BMKG yang menyiapkan alat-alat tersebut," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (12/02/2020).
Alat-alat tersebut, imbuhnya, terletak di Gedung Crisis Centre lantai 1 bandara NYIA.
Selain itu, Pandu mengungkapkan bahwa alat pendeteksi gempa tersebut dapat digunakan untuk mengukur akibat dari gempa yang terjadi.
"Kan BMKG juga memiliki kantor di bandara, tujuannya untuk men-support jalannya roda penerbangan di bandara," terang Pandu.
Bandara YIA sendiri dirancang secara seksama sehingga tahan terhadap gempa dengan magnitudo 8,8. Area tersebut juga kuat apabila diterpa tsunami yang diakibatkan oleh gempa di dasar laut.
Yogyakarta International Airport merupakan contoh bandara yang paling siap dalam mengantisipasi potensi gempa dan tsunami karena dilengkapi sistem pemantauan gempabumi dan peringatan dini tsunami.
Berita ini tayang di Kompas.com dengan judul: Menilik NYIA, Bandara Pertama yang Diklaim Tahan Gempa dan Tsunami