Ternyata Siswi Korban Bullying di Purworejo Jadi Satu-satunya Murid Perempuan di Kelasnya
Kepala Sekolah, Achmad, mengabarkan kondisi SMP setelah peristiwa bullying atau perundungan oleh tiga siswa pada seorang siswi di Purworejo.
Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
"Kami tidak kurang-kurangnya, kami bikin gerbang pagar biar siswa tidak liar, ada salat berjamaah. Karena kita background-nya sekolah dakwah," ungkap Achmad.
Ganjar Minta Korban Pindah ke SLB
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku tengah membujuk korban bullying tersebut untuk pindah sekolah.
Upaya Ganjar tersebut untuk membantu korban melanjutkan pendidikannya ke sekolah berkebutuhan khusus yang memfasilitasi kebutuhannya.
Baca: Konsep Merdeka Belajar Nadiem Makarim, Efektifkah Atasi Bullying? Ini Kata Ganjar dan Pakar
Baca: Korban Perundungan SMP di Purworejo Berkebutuhan Khusus, Ganjar Fasilitasi untuk Pidah Sekolah
Nantinya, biaya pendidikan korban perundungan tersebut akan ditanggung Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
"Rayuan kita sampai tadi malam Insya Allah 80 persen berhasil. Saya kepingin karena korban ini berkebutuhan khusus, sekolahnya yang bisa memfasilitasi itu," kata Ganjar, dikutip dari Kompas.com, Jumat (14/2/2020).
"Maka nanti masuknya sekolah luar biasa (SLB). Sudah dicarikan tempat kos dan sekolahnya," jelasnya.
Sebelumnya, Ganjar mengusulkan sekolah yang menjadi lokasi perundungan tersebut ditutup atau dilebur dengan sekolah lain.
Sebab, sekolah tersebut perlu dilakukan evaluasi terkait tata kelola dan regulasi sistem pendidikannya.
"Sekolah ini kan punya swasta ya, kita sudah komunikasikan," katanya.
"Tapi rasa-rasanya dengan jumlah siswa yang sedikit memang perlu dievaluasi."
"Apakah sistem pendidikan sudah layak, manajemen sudah betul dan gaji gurunya sudah UMK atau belum," jelas Ganjar.
Menurutnya, akan timbul efek yang lebih buruk jika tata kelola sekolah tersebut tidak diperbaiki.
"Nanti efeknya ngeri kalau tata kelolanya tidak baik," ungkapnya.