Janda Kaya Ini Ditemukan Tewas di Dalam Lipatan Kasur, Pembuluh Darah Pecah Hingga Diduga Dibunuh
Miratun yang dikenal warga sekitar sebagai janda kaya itu ditemukan tewas dalam lipatan kasur, Jumat (14/2/2020) dini hari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Hasil visum tim kesehatan yang ikut olah TKP, Miratun diperkirakan meninggal lebih dari 6 jam sebelum ditemukan atau Kamis sekitar 19.30 WIB.
Tak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, tapi polisi masih mendalami adakah barang-barang Miratun yang hilang.
"Kami masih dalami informasi barang-barang korban yang hilang," sambung Siti.
Kemungkinan besar jenazah korban akan diautopsi.
![Tim Inafis Satreskrim Polres Tulungagung saat menggelar olah tempat kejadian perkara di kamar janda kaya raya Miratun, Jumat (14/2/2020).](https://cdn2.tstatic.net/surabaya/foto/bank/images/korban-miratun.jpg)
Misteri Gembok dan Sidik Jari
Wakil Kapolres Tulungagung, Kompol Ki Ide Bagus Tri dan Kasat Reskrim AKP Hendi Septiadi turut menyaksikan olah tempat kejadian perkara.
Hendi menduga Miratun tewas dibunuh, indikasinya ada gembok mengunci kamar korban dari luar.
"Kan enggak mungkin korban menggembok kamarnya sendiri, sementara dia di dalam," ujar Hendi pada Jumat pagi.
Sejumlah anggota polisi menyisir di kanan dan kiri rumah yang terlihat paling bagus di lingkungan ini.
Selama ini, Miratun punya banyak keponakan yang suka datang menjenguk.
"Biasanya keponakannya juga ke sini, tapi ini kok belum kelihatan," ujar warga.
Selama proses penyelidikan, rumah Miratun sudah dipasangi garis polisi oleh Satreskrim Polres Tulungagung.
Hasil autopsi tim dokter yang melibatkan Puslabfor Polda Jawa Timur, menyebut sejumlah pembuluh darah Miratun pecah.
Di antaranya terdapat di kepala, tangan, kantung mata, tangan dan jemari yang semuanya membiru.
Hendi menduga, korban Miratun kehabisan oksigen.
Bahkan, rusuk kanan korban patah, tapi polisi belum bisa menyimpulkan penyebabnya.
"Yang menyebabkan kematian adalah pembunuh darah yang pecah," sambung Hendi.
Sampai saat ini polisi belum menemukan tanda-tanda siap gerangan pelaku pembunuhan korban.
Ia memastikan penyelidikan kasus ini masih berlangsung.
"Penyelidikannya masih sangat luas, belum mengarah ke seseorang," tegas dia.
Polisi tak menemukan tanda-tanda bekas pukulan benda tumpul di tubuh korban.
Bahkan, sidik jari di rumah Miratun tak ditemukan.
Lebih dari 10 saksi, mulai dari tetangga, orang dekat hingga dua penghuni kos, sudah dimintai keterangan.
Seringkali Miratun sesak nafas jika asmanya kambuh.
Perawakan pedagang kelontong di Pasar Ngunut ini kecil dan kurus.
“Kalau dibekap orang yang tubuhnya besar, pasti tidak butuh waktu lama."
"Karena orangnya kecil mungil," ucap seorang tetangga.
Punya Warisan Rp 1 Miliar
Miratun memilih menjanda dengan tetap berjualan setelah ditinggal mati suaminya sekitar 10 tahun lalu.
Sehari-hari ia berdagang kelontong di Pasar Ngunut, tak jauh dari rumahnya di Lingkungan 6 Desa Ngunut, Tulungagung.
Waga masih bertanya-tanya kematian Miratun karena jasadnya terselip di kasur gulung.
Dugaan merebak, sosok ramah dan baik hati kepada para tetangga ini bisa jadi dibunuh karena hartanya.
"Dia juga masih punya aset sawah," ucap LM, tetangga korban seperti dilansir Surya pada Jumat (14/2/2020).
"Dia juga punya lapak di Pasar Ngunut, nilainya mungkin Rp 200 juta," LM menambahakn.
Urusan kemana uang sebanyak itu, tetangga tak tahu. Ada kabar sebagian uang dibagikan ke kerabatnya.
Sehari-hari Miratun berjualan di Pasar Ngunut.
"Orangnya memang sangat rajin, sudah sepuh tapi masih sangat enerjik."
"Warga juga tahu dia sangat kaya," sambung LM.
Seminggu lalu sebelum tewas, Miratun sempat bercerita hilang uang sekitar Rp 15 juta dan perhiasan emas 15 gram.
Miratun tak sampai melaporkan barang-barang yang hilang ke polisi.
Di antara warga, selain terkenal ramah dan baik kepada sesama, Miratun punya kebiasaan unik.
Miratun selalu menyapu gang masuk ke rumahnya.
Dimulai dari dekat perlintasan kereta api Ngunut, sampai ke ujung gang lainnya di Masjid Jami di dekat pasar Ngunut.
Kira-kira panjang gang yang disapu Miratun lebih dari 100 meter.
"Jadi yang disapu bukan hanya halaman rumahnya," tutur Dedi, tetangga korban
"Dari ujung gang ke ujung gang disapu semua sampai bersih," ia menambahkan.
• Badan Pengawas Tenaga Nuklir Periksa 9 Warga di Area Terpapar Radiasi
• Curi Harta Rekan Seprofesinya, Pria Ini Nekat Serang Korbannya Gunakan Golok dan Palu
Kebiasaan Miratun ini sudah dihapal warga.
Warga tak bisa menjelaskan kebiasaan itu, tapi bukan rahasia lagi Miratun memang sangat menjaga kebersihan rumah dan lingkungannya.
"Masuk rumahnya, semuanya sangat bersih dan rapi."
"Tidak ada yang berserakan ataupun tak rapi," Dedi menjelaskan.
Miratun terbiasa menggosok setiap bagian rumahnya dengan lap handuk sampai bersih, tak cukup memakai bulu ayam.
Wajar jika rumah Miratun bersih dan bebas dari debu.
"Kalau habis ada orang, setelahnya pasti dilap sampai mengkilap," terang Dedi.
Artikel ini disarikan dari kumpulan berita Surya dengan topik: Ibu Kos Tulungagung Tewas Tak Wajar
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.