Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polemik Formula E, Anies Sebut Ada Pesan yang Ingin Disampaikan, Fraksi DPI-P: Baunya Pembohongan

Polemik Formula E, Anies Yakini Ada Pesan yang Ingin Disampaikan, Fraksi DPI-P: Baunya Pembohongan

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Polemik Formula E, Anies Sebut Ada Pesan yang Ingin Disampaikan, Fraksi DPI-P: Baunya Pembohongan
Kolase Tribunnews (Tangkap layar channel YouTube KompasTV)
Polemik Formula E, Anies Yakini Ada Pesan yang Ingin Disampaikan, Fraksi DPI-P: Baunya Pembohongan 

TRIBUNNEWS.COM -  Polemik terkait pro dan kontra gelaran balapan mobil listrik Formula E yang akan diadakan bulan Juni 2020 di kawasan Monas, Jakarta Pusat terus bergulir. 

Namun demikian, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyakini akan ada pesan yang ingin disampaikan lewat ajang tersebut.

"Dan pesan pentingnya adalah kesadaran lingkungan," kata Anies dikutip dari kanal YouTube KompasTV, Senin (17/2/2020).

Anies mengungkapkan Jakarta merupakan satu di antara kota dengan beban polusi tertinggi di dunia. 

"Penduduknya banyak, banyak jumlah motor dan mobilnya 17 juta. Sedangkan penduduknya 10 juta, kan dasyat ini. Lalu emisinya luar biasa banyak," imbuhnya. 

Alasan di atas menjadi dasar, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ingin menggelar ajang balap Formula E  ini

"Kenapa kita memilih event elektonik? Untuk mengirim pesan bahwa di masa depan ada transportasi bebas emisi," ungkap Anies. 

Baca: Anggota DPRD DKI Kenneth Sebut Dugaan Manipulasi Surat Rekomendasi Formula E Bisa Dipidana

Baca: Formula E Jakarta: FIA Hadirkan Teknologi VR, Publik Bisa Rasakan Adrenalin Pembalap di Lintasan

Berita Rekomendasi

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak memiliki pandangan lain perihal masalah tersebut.

Gilbert melihat ada kejangan dalam perencanan ajang balap Formula E di Jakarta. 

"Kemudian sekarang ini dilakukan perencanaan untuk masuk ke Monas pelaksanaannya"

"Kita lihat dari awal sudah banyak terjadi keanehan-keanehan yang baunya pembongonan strat dari awal" ujarnya.

Gilbert membeberkan dua keanehan yang ada.

Pertama, soal salah ketik di surat izin tempat pelaksanaan di kawasan Monas yang berstatus sebagai kawasan cagar budaya. 

"Kita tidak suka seolah-olah salah ketik, seolah-olah bekerja, kita tidak suka, maunya kita kerja benar ," tegas Gilbert. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas