Saat Bertemu Keluarga Besar di Solo, Korban Heli Jatuh di Papua Ini Sempat Mengaku Takut Terbang
Tidak sedikit keluarga dan saudara dari masing-masing prajurit yang gugur bertugas pada 28 Juni 2019 lalu di Papua meluapkan kesedihannya
Editor: Eko Sutriyanto
Sambil membenarkan peci, dia memperagakan dialognya dengan Bambang kala pertemuan terakhirnya.
Santoso bercerita sempat meletakan tangannya ke dada sang adik sebelum pergi bertugas.
Dia berpesan agar sang adik untuk mengikuti kata hati kecilnya karena semua adalah takdir dan telah digariskan oleh tuhan Yang Maha Esa.
"Jalani hidup seperti air mengalir, semuanya takdir.
Kalau toh itu semuanya terjadi, berarti itu takdir Allah.
Rupanya, kejadian itu benar terjadi.
Tapi setidaknya, saya sudah ngasih tahu kalau almarhum tidak perlu takut lagi.
Pesan itu saya ucapkan sebulan sebelum berangkat ke papua.
Berarti Mei 2019," ungkap kakak ke lima mendalam.
Dalam prosesi penguburan, sejumlah Komandan dari berbagai satuan tampak hadir mengikuti upacara pemakaman.
Mereka berjejer membentuk lima shaf menghadap ke empat prajurit yang hendak dikubur sebagai penghormatan terakhir.
Adapun Pangdam IV/ Diponegoro, Mayjen TNI Mochamad Effendi turut hadir selaku inspektur upacara dalam upacara pemakaman militer tersebut.
Pangdam pun ikut menaburkan bunga sebagai tanda belasungkawa ke masing-masing prajuritnya yang gugur dalam bertugas.
Ditemui usai upacara, Mayjend TNI Mochamad Effendi mengatakan bahwa status gelar pengangkatan gelar sepenuhnya diurus oleh Danpuspenerbad TNI AD.