Tragedi Susur Sungai Sempor: Kesaksian Penyintas, Cerita Penolong, dan Pengakuan Kepsek
Kepala SMP Negeri 1 Turi, Tutik Nurdiyana, mengaku tak mengetahui program susur sungai yang dilakukan siswa-siswanya.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Cerita penolong
Saat banjir bandang datang, lanjutnya, sempat melihat beberapa temannya tenggelam. Melihat hal itu, Danu sepontan langsung melompat ke dalam sungai.
"Lihat ada yang tenggelam terguling-guling, saya langsung lompat berenang. Saya tarik dua yang perempuan ke pinggir, sama satu yang (pegangan) batu di tengah (sungai)," ungkapnya.
Kepala sekolah tak tahu
Kepala SMP Negeri 1 Turi, Tutik Nurdiyana, mengaku tak mengetahui program susur sungai yang dilakukan siswa-siswanya.
Akan tetapi, ia menyebutkan jika kegiatan susur sungai merupakan program lama.
"Kami atas nama sekolah mohon maaf atas terjadinya musibah ini yang benar-benar tidak kami prediksi dari awal, tidak menduga," ujar Tutik dikutip dari Kompas dalam artikel "9 Siswa Tewas, Kepala SMP Turi Mengaku Tak Tahu Kegiatan Susur Sungai".
Lebih lanjut, Tutik mengatakan, SMPN 1 Turi punya ekstrakulikuler pramuka yang dengan jadwal latihan setiap hari Jumat mulai jam 13.30 hingga 15.30 WIB.
Salah satu kegiatan rutin ekstrakulikuler pramuka di SMPN 1 Turi adalah susur sungai.
"Bagi kami mungkin anak-anak penduduk Turi, mereka familiar dengan lingkungan Turi, jadi bukan hal yang khusus," katanya.
Baca: Dinding Rumah Kecil Ini Berlapis Uang Berton-ton Hasil Korupsi: Ada Ratusan Barang Antik dan Mahal
Baca: Muazin yang Kena Tikam di Bagian Leher Berusaha Lindungi Imam Salat
Menurutnya, ada tujuh orang yang mendampingi saat kegiatan susur sungai.
Mereka merupakan guru-guru di SMP Negeri 1 Turi.
Kegiatan susur sungai ini, lanjutnya, murni kegiatan SMP Negeri 1 Turi.
Kegiatan pramuka susur sungai merupakan program lama.