Babi Mati Mendadak Tembus 1.700 Ekor, Meluas ke-7 Kabupaten di Bali, Diduga Ini Penyebabnya
sampai awal Februari 2020 tercatat 898 kematian babi, dan sampai saat ini sudah ada 1.700 kasus kematian babi.
Editor: Sugiyarto
Kematian Babi Secara Mendadak Tembus 1.700 Ekor, Meluas Hingga 7 Kabupaten se-Bali
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Dalam menyikapi kematian babi terkait dugaan suspect African Swine Fever (ASF), Distan Bali melaksanakan rapat koordinasi tertutup mengundang Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian RI, yang dihadiri Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Hewan, Arif Hukmi di Aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Provinsi Bali, Rabu (26/2/2020).
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana, mengatakan tujuan digelarnya rapat adalah evaluasi mengenai langkah-langkah yang diambil dalam rangka pengendalian suspect ASF ini.
Wisnuardhana menyebut sesuai dengan laporan dari Dinas Peternakan Kabupaten/Kota se Bali sampai awal Februari 2020 tercatat 898 kematian babi, dan sampai saat ini sudah ada 1.700 kasus kematian babi.
“Ada tambahan kematian di Dausa Bangli, Tenganan Karangasem. Dan terakhir justru peternakan babi besar di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan. Ada yang mati sampai 300-an ekor,” kata Wisnuardhana.
Kasus kematian babi hingga saat ini sudah berkembang di 7 Kabupaten/Kota se Bali, antara lain Badung, Denpasar, Gianyar, Tabanan, Bangli, Karangasem, dan Buleleng.
Sedangkan daerah yang masih aman dari kasus kematian babi adalah di Kabupaten Klungkung dan Jembrana.
“Saya sudah minta tadi Dinas Peternakan Jembrana dan Klungkung yang sampai saat ini belum teridentifikasi ada kematian babi karena ASF supaya melakukan langkah-langkah antisipasi."
"Jangan sampai Klungkung dan Jembrana memasukkan babi dari wilayah-wilayah yang teridentifikasi ada suspect ASF,” terangnya. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Kematian Babi Secara Mendadak Tembus 1.700 Ekor, Meluas Hingga 7 Kabupaten se-Bali