PLTS Terapung Bifacial Pertama di Indonesia Ditempatkan di Danau Jurusan Teknik Mesin UI
PLTS ini kedepannya akan bisa mendukung program pemerintah Indonesia dalam pembangunan sektor ekonomi energi terbarukan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kolaborasi Sky Energy Indonesia dan Universitas Indonesia berhasil membangun PLTS Terapung bifacial pertama di Indonesia.
Satu unit PLTS Terapung Bifacial berkapasitas 10.000 Wp (Watt peak) itu ditempatkan di Danau Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
PLTS ini kedepannya akan bisa mendukung program pemerintah Indonesia dalam pembangunan sektor ekonomi energi terbarukan dan penyediaan energi bersih dan terjangkau bagi masyarakat luas di Indonesia.
Direktur TREC FT UI, Eko Adhi Setiawan mengatakan, sistem PLTS terapung ini dipasang di atas perairan dengan menggunakan jenis panel surya bifacial (dua sisi) yang pertama kali diterapkan di Indonesia.
"Penggunaan panel surya bifacial ini diharapkan dapat menghasilkan energi yang lebih besar karena memiliki dua sisi sel surya yang dapat menerima sinar matahari," kata Eko Adhi Setiawan,
Ia menyebut, di sisi depan panel surya menerima sinar matahari langsung sedangkan sisi sebaliknya menerima sinar matahari dari pantulan air.
Presiden Direktur PT Sky Energy Indonesia mengharapkan proyek yang dibuat ini menjadi percontohan dan menjadi sarana bagi para mahasiswa Fakultas Teknik UI dan peneliti TREC melakukan kegiatan pembelajaran dan penelitian energi bersih untuk membentuk SDM unggul dalam bidang energi terbarukan.
Baca: Mitra Driver Berunjuk Rasa di Gedung DPR, Ini Kata Gojek
Baca: Kemenag Pastikan Kabar Jemaah Umrah Indonesia Terjangkit Virus Corona Hoaks
Baca: EKSKLUSIF:Kisah Nyata Penumpang Kapal Diamond Princess Jepang, Diperiksa Jam 1 Pagi
“Di Indonesia kami pelopor dalam teknologi ini. Jadi ini produksi lokal yang dibuat, dirancang, dan diproduksi oleh orang Indonesia sendiri melalui PT Sky Energy Indonesia,” ujar Jackson Tandiono, Presiden Direktur PT Sky Energy Indonesia Tbk.
Ditambahkan Jackson, pihaknya siap menerapkan teknologi ini dalam skala yang lebih besar dan tepat diterapkan bagi pembangunan proyek-proyek PLTS di Indonesia yang mempunyai wilayah perairan luas.
"Biaya produksinya juga lebih terjangkau, karena memanfaatkan area perairan kosong yang berarti akan mengurangi biaya investasi lahan,” kata Jackson Tandiono.
Untuk pembangunan PLTS ini melibatkan PT Sky Energy Indonesia, Tbk, laboratorium TREC (Tropical Renewable Energy Center), Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, dan PT Quint Solar Indonesia.
Dekan Fakultas Teknik UI Dr. Ir. Hendri D.S Budiono, M.Eng menyatakan, proyek PLTS ini salah satu contoh sinergi antara pihak swasta dengan lembaga pendidikan dan penelitian untuk mengembangkan teknologi energi terbarukan di Indonesia.
"Semoga modul ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kegiatan pendidikan dan penelitian, serta bisa menjadi model yang bisa diterapkan langsung bagi pembuatan PLTS di Indonesia,” katanya.