Virus Corona di Indonesia, Guru Besar Biologi Molekuler: Seperti Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
Guru Besar Biologi Molekuler, C.A. Nidom mengibaratkan mengetahui penyeberan virus corona di Indonesia seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Daryono
Nidom percaya Indonesia mampu mendeteksi keberadaan virus corona baru di tanah air.
Hal tersebut tidak lepas dari pengalaman Indonesia pada tahun 2004 yang berhasil mengidentifikasi H5N1 (flu burung) tanpa bantuan pihak asing.
Dalam kesempatan tersebut, Nidom juga menyoroti cara pemerintah yang menggunakan alat thermal scanner di sejumlah bandara di Indonesia sebagai alat pendeteksi awal keberadaan virus corona.
"Kalau di bandara mengandalkan alat ini, masih kurang karena menyangkut persolan antar negara dan sebagainya" tandasnya.
Nidom menilai pemerintah Indonesia harus segera mengambil langkah inisiatif dengan mengambil sempel darah atau usap tenggorokan (swab) turis yang sedang transit maupun berkunjung ke Indonesia.
Cara ini dimaksudkan untuk memudahkan pelacakan jika turis tersebut positif terjangkit virus coronoa.
"Apakah turis itu terinfeksi di Indonesia atau di luar kan bisa dilacak," tandas Nidom.
Baca: 2 Orang Indonesia Positif Virus Corona, Menkes Terawan Sebut Dirawat di RSPI Sulianto Saroso
Warga Negara Indonesia Positif Virus Corona
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan ada dua orang Indonesia yang positif terjangkit virus corona.
Jokowi juga membeberkan kronologi dua WNI terjangkit virus asal Wuhan, China ini.
Menurut Jokowi, kedua pasien WNI ini sempat terjadi kontak dengan warga negara Jepang yang berkunjung ke Indonesia.
Warga Jepang tersebut terdeteksi virus corona setelah setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia.
Tim Kemenkes akhirnya melakukan penelusuran siapa orang yang terakhir berinteraksi dengan warga Jepang tersebut.
"Orang jepang ke Indonesia bertamu siapa, ditelusuri dan ketemu."