Siswi Menangis di Hadapan Bupati Minta Kepsek Kasus Pelecehan di Bolaang Mongondow Tak Dipindahkan
Seorang siswi SMK di Bolaang Mongondow menangis dihadapan dihadapan Bupati Bolaang Mongondow, Yasti Soepredjo Mokoagow
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswi SMK di Bolaang Mongondow menangis dihadapan dihadapan Bupati Bolaang Mongondow, Yasti Soepredjo Mokoagow.
Siswi bernama Windi Djafar meminta kepada bupati untuk tidak memindahkan kepala sekolah mereka terkait kasus pelecehan yang menimpa seorang murid di sekolah tersebut.
"Bukan kepala sekolah kami yang salah, bukan guru-guru kami yang salah, dia orang baik, ibuk," ucapnya dikutip dari tayangan YouTube KompasTV, Rabu (11/3/2020).
Windi menjelaskan, apa yang dilakukan teman-temannya muri kesalahan mereka sendiri.
"Disini kami hanya ingin memberi tahu kepada yang ada di luar sana. Bawah ini bukan kesalahan guru guru atau kepala sekolah, yang salah mendidik siswa yang ada di sini"
"Ini tapi kesalahan dari siswa yang salah mempergunakan pendidikan yang diberikan oleh guru," imbuh Windi.
Kepala SMK di Bolaang Mongondow, Feoma Palota menjelaskan dirinya mengetahui kejadian tersebut Selasa (10/3/2020) malam dari waka kesiswaan.
Baca: Belajar dari Kasus Driver Ojol Lecehkan Siswi SMK, Ini Saran Psikolog untuk Hindari Pelecehan
Baca: 5 Tersangka Pelecehan Siswi SMK di Bolaang Mongondow Tak Ditahan, Polisi Terapkan Wajib Lapor
Feoma mengaku siap mengaku siap bertanggung jawab dalam kasus pelecehan seksual yang terjadi di sekolahnya.
"Kami tidak lepas dari tanggung jawab," tegasnya.
Sementara itu, menanggapi masukan dari para siswa, Bupati Bolmong Mongondow, Yasti Soepredjo Mokoagow sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlingdungan Anak.
Ia meminta polisi mengusut tuntas, kasus penyebaran video tersebut.
Orangtua pun diminta untuk meningkatkan pengawasan kepada anak-anak .
"Memberikan himbauan kepada orangtua murid atau orangtua siswa agar mendidik anak-anak di rumah"
"Sedangkan di sekolah pengawas melekat oleh guru-gurunya," ucap Yasti.