RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Pesan 800 APD, Penjahit Difabel di Sleman Tetap Jaga Jarak
Koperasi Simpan Pinjam Bank Difabel Kabupaten Sleman mendapatkan pesanan 800 APD dari RS PKU Muhammadiyah. Pengerjaan diawasi langsung oleh pihak RS.
Editor: Archieva Prisyta
TRIBUNNEWS.COM - Sebagai virus baru yang belum ditemukan obatnya, virus corona menjadi masalah yang cukup rumit.
Tak adanya kesiapan medis untuk menangani virus corona turut menambah kepanikan.
Sehingga dengan mudah jumlah pasien bertambah, dan banyak penderita tanpa gejala menularkan virus corona pada orang lain.
Akibatnya, harga masker dan hand sanitizer menjadi langka dan mahal karena permintaan konsumen melonjak drastis.
Tak hanya itu, masalah kini kembali muncul ketika para tenaga medis mulai kekurangan alat pelindung diri (APD).
Padahal sebagai pasukan yang berada di garis depan pandemi Covid-19, para petugas harus memiliki 'baju zirah' yang mumpuni.
Baca: Ahli Ungkap Bahan Rumah Tangga Ini Lebih Ampuh Bunuh Virus Corona daripada Hand Sanitizer
Difabel Kabupaten SLeman dapat pesanan 800 APD
Para penyandang disabilitas di Kabupaten Sleman mendapatkan pesananan untuk membuat APD.
Melalui Koperasi Simpan Pinjam Bank Difabel Kabupaten Sleman, para penyandang disabilitas tersebut mendapat hingga 800 potong APD.
Seperti dikutip dari Kompas.com, APD berupa pakaian khusus untuk para petugas medis tersebut dipesan oleh RS PKU Muhammadiyah di wilayah Yogyakarta.