Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah Gunung Anak Krakatau Meletus, Warga Kalianda Lari ke Tempat Tinggi dan Cium Bau Belerang

Berdasarkan data dari Kementerian ESDM di situs magma.vsi.esdm.go.id, letusan Gunung Anak Krakatau terjadi sebanyak dua kali pada Jumat malam.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Setelah Gunung Anak Krakatau Meletus, Warga Kalianda Lari ke Tempat Tinggi dan Cium Bau Belerang
Kompas/Riza Fathoni
Ilustrasi: Aktivitas letupan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terpantau dari udara yang diambil dari pesawat Cessna 208B Grand Caravan milik maskapai Susi Air, Minggu (23/12/2018). 

Pada Februari 2020, tercatat terjadi 10 kali gempa akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau (GAK), kembali menunjukan adanya peningkatan yang fluktuatif.

Sejak Selasa (11/2/2020) dini hari hingga pukul 12.00 WIB, tercatat ada dua kali gempa letusan dengan amplitudo 36-37 mm, dan durasi 46-85 detik.

Penanggungjawab Pos Pantau GAK di Desa Hargo Pancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi mengatakan, selain letusan, dari data Magma VAR Badan Geologi, PVMBG Kementerian ESDM, juga teramati adanya gempa hembusan satu kali dengan amplitudo 5 mm dan durasi 25 detik.

Kemudian, kata Andi, juga teramati adanya gempa low frekuensi sebanyak 5 kali dengan amplitudo 3-14 mm dan durasi 5-15 detik.

“Asap kawah tidak teramati, tapi untuk gempa mikrotremor terekam dengan amplitudo 0,5 – 4 mm (dominan 1 mm),” kata Andi kepada Tribunlampung.co.id, Selasa (11/2/2020).

Sebelumnya, imbuh Andi, pada Senin (10/2/2020), GAK sempat mengalami peningkatan aktivitas.

Berita Rekomendasi

Andi menuturkan, tercatat ada 8 kali letusan yang mengeluarkan asap kawah berwarna hitam dengan intensitas tebal, berketinggian mencapai 1.000 meter.

Letusan ini, menurut Andi, memiliki amplitudo 27-40 mm dan durasi 58-127 detik.

Kemudian, lanjut Andi, teramati adanya gempa hembusan 5 kali dengan amplitudo 12-31 mm dan durasi 18-92 detik.

Serta, ada gempa tektonik jauh sebanyak 1 kali dengan amplitudo 35 mm, S-P: 11 detik dan durasi 96 detik.

“Untuk gempa mikro tremor pada Senin kemarin tercatat dengan amplitudo 0,5 – 32 mm (dominan 2 mm),” kata Andi Suardi.

Hingga saat ini, imbuh Andi, gunung api di tengah Selat Sunda, yang kini memiliki ketinggian 157 mdpl ini, statusnya masih level II waspada.

Di mana masyarakat dan pengunjung, dilarang mendekati kawah dalam radius 2 kilometer. (Tribunlampung.co.id/Yoso Muliawan)

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Dengar Letusan Gunung Anak Krakatau, Warga Lampung Selatan Lari ke Tempat Lebih Tinggi

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas