3 Pemudik Kapok Dikarantina di Rumah Kosong Berhantu, Bupati Sragen Berharap Bisa Jadi Pelajaran
Pemerintah Kabupaten Sragen menyiapkan rumah angker di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, bagi pemudik yang tak mau karantina mandiri di rumah.
Penulis: Nuryanti
Editor: Ifa Nabila
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Desa Sepat, Mulyono, mengatakan, tiga pemudik itu sebelumnya pulang dari Jakarta, Kalimantan, dan Lampung.
Mereka sudah diminta untuk melakukan karantina mandiri selama 14 hari.
Namun, karena tidak tertib, mereka dijemput Satgas Covid-19 Desa Sepat dan dikarantina di rumah yang diduga berhantu.
"Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di rumah hantu," kata Mulyono, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).
Baca: Menyelisik Bangunan Tua Menyeramkan yang Akan Jadi Tempat Karantina ODP Bandel di Sragen
Baca: Pabrik Gula Gondang Sragen hingga Rumah Angker Dijadikan Tempat Karantina ODP yang Ngeyel
Baca: BLK Surakarta Bantu Penanganan Covid-19 di Sragen
Setelah kejadian itu, orangtua pemudik memohon kepada kepala desa agar anak mereka bisa dikarantina di rumah.
Mulyono akhirnya mengabulkan permohonan itu dengan syarat orangtua harus mengawasi anaknya dengan ketat.
"Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu," jelasnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Labib Zamani)