Berawal Dari Ketidakjujuran, Puluhan Karyawan Rokok Sampoerna Positif Covid-19, Dua Meninggal
Fakta mencengangkan terjadi usai tes swab RSUD dr Soetomo terhadap karyawan PT HM Sampoerna mengetahui hasilnya.
Editor: Hendra Gunawan
Satu Menyebar di Gresik
Hari Jumat (1/5/2020) ada tiga tambahan pasien positif Covid-19 di Kabupaten Gresik, salah satunya berasal dari klaster Sampoerna, Surabaya.
Juru bicara satgas percepatan dan penanganan Covid-19 Kabupaten Gresik, drg Saifuddin Ghozali menyebut pasien ini berasal dari Kecamatan Menganti yang berbatasan langsung dengan Surabaya.
“Tambahan konfirmasi positif dari Kecamatan Menganti, asal desa Menganti. Pasien ini kemarin tidak masuk sebagai PDP Gresik, yang bersangkutan di rawat RS swasta Surabaya. Asal kluster Sampoerna Surabaya,” ujarnya, Jumat (1/5/2020).
Selain itu, ada dua tambahan konfirmasi positif Covid-19 lainnya berasal dari desa Kebomas, Kecamatan Kebomas.
Pasien tersebut seorang pria berusia 48 tahun memiliki keluhan sesak nafas dan riwayat jantung. Pasien tersebut masuk RSUD Ibnu Sina pada Kamis (30/4/2020) dan meningga; dunia pada Jumat (5/1/2020) pukul 06.00 wib.
“Kemarin sudah kita laporkan sebagai PDP dan hasil Swab keluar positif, meninggal tadi pagi menjelang siang. Statusnya positif Covid-19 meninggal asal kluster Surabaya,” terangnya.
Tambahan positif lainnya berasal dari Kecamatan Duduksampeyan, asal Desa Tambakrejo. Saat ini sedang menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Kabupaten Gresik.
“Kluster masih kita dalami,” terangnya.
Saat ini ada 30 pasien positif Covid-19 di Kabupaten Gresik dengan rincian 5 sembuh, 20 dirawat dan 5 meninggal. Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) ada 139, orang dalam pemantauan (ODP) ada 1.112 dan orang dengan risiko (ODR) ada 1.013 orang.
Berawal dari karyawan tak jujur
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan kasus Covid-19 di pabrik rokok Sampoerna bukanlah merupakan klaster baru.
"Sebetulnya dia (pasien) bukan klaster baru," kata Risma, Kamis (30/4/2020).
Risma mengungkapkan, kasus di pabrik itu memang bermula dari pasien yang tak jujur dan memilih tetap bekerja padahal seharusnya dia harus menjalani karantina.
Menurut Risma di data Pemkot pasien tersebut awalnya sudah dinyatakan PDP.
"Jadi yang diawal itu, waktu itu kan Puskesmas nangani sendiri jadi pengawasannya kurang, dia tetap kerja, sebetulnya dia sudah PDP," ungkapnya.
Upaya tracing digencarkan serta rappid test dan swab test terus dilakukan. Hal itu agar segera memastikan tak ada rantai persebaran Covid-19. Risma mengatakan, saat ini karantina masih dilakukan di salah satu hotel setelah melakukan rappid test.
"Makanya dimasukkan hotel dan semua biaya ditanggung Sampoerna," ungkap Risma. (Fatimatuz Zahro)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul TERBARU, 34 Karyawan Sampoerna Positif Covid-19 Setelah 2 Meninggal, 15 Warga Sidoarjo Reaktif