Kronologi Anggota DPRD Ngamuk di Pendopo Tulungagung, Banting Toples Kue dan Botol Bir
Heri yang pernah menjadi kuasa hukum Maryoto mengungkapkan, saat itu bupati diberi tahu aksi itu.
Editor: Hasanudin Aco
“Kalau saudara Bupati ikhlas pasti tidak mungkin langkah yang dilakukan seperti ini. Hari ini kita sudah melakukan pertemuan seperti ini sebanyak tiga kali. Tapi apa hasil dari pertemuan-pertemuan itu? Buang-buang energi," ujar Sukri.
"Kita tahu regulasi, kita datang ke sini, kita panggil tim gugus tugas bukan untuk diceramahi pimpinan, tapi bagaimana kita cari solusi apa yang menjadi harapan masyarakat,“ ujar Sukri dengan nada tinggi.
Sukri juga menilai Tuasikal tidak menghormati DPRD lantaran sudah tiga kali diundang, tapi tidak pernah mau menghadiri rapat.
Padahal, rapat tersebut untuk membahas kebijakan yang akan diambil terkait penanganan Covid-19, serta langkah yang akan dilakukan untuk masyarakat yang terdampak.
“Ini semua parlente saja (tipu), ini kerja model apa ini? Masyarakat butuh sentuhan tapi apa yang kita berikan buat mereka. Pak Sekda buka mata, buka hati jangan karena ada kepentingan, makanya pimpinan hadirkan bupati,” pintanya.
“Ini kekesalan saya pimpinan, tidak sewajarnya saya lakukan ini, tapi ini sudah lebih makanya pertemuan begini bubar saja, bubar, bubar sudah. Kenapa takut panggil bupati, kenapa takut bupati tidak kasih proyek? Mari kita buka-bukaan saja,” tantang Sukri.
Terkait video viral tersebut, Sukri menjelaskan bahwa peristiwa itu terjadi pada Kamis.
Saat itu dia sangat kesal lantaran sudah tiga kali diundang, Tuasikal tidak pernah menghadiri rapat.
“Masyarakat terus bertanya dan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kita berharap bupati segera mengambil kebijakan yang tepat dalam penanganan masalah ini,” ujar Sukri saat dikonfirmasi via WhatsApp, Selasa (5/5/2020).
Dia juga marah lantaran kebijakan penanganan Covid-19 oleh Pemkab Maluku Tengah dinilai sangat lambat.