Hotel Ambarrukmo Dibangun dari Harta Ganti Rugi Perang,Diprakarsai Bung Karno
pihak manajemen masih menjaga keutuhan arsitektur dibeberapa spot sebagai penanda ada dua era terjadinya pembangunan Royal Ambarrukmo
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda
TRIBUNNEWS.COM,YOGYAKARTA-Banyak hal yang menjadikan alasan mengapa Yogyakarta menjadi sebuah daerah yang Istimewa. Selain dikenal dengan Budaya Jawa yang luhur, sisi historis yang terdapat di kota yang satu ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Salah satunya, Royal Ambarrukmo Hotel yang berada di Jalan Laksda Adisucipto, Yogyakarta ini.
Mungkin sudah banyak yang tahu jika sejarah hotel yang satu ini muncul lantaran presiden Soekarno pada tahun 1966 membangun proyek mercusuar yakni pembangunan empat hotel berkelas Internasional berbintang lima.
![686d56ea-1af9-464b-92c0-ee968d0c8de3](https://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/686d56ea-1af9-464b-92c0-ee968d0c8de3.jpg)
"Salah satunya ya di Ambarrukmo ini. Tiga yang lain itu hotel Samudra Beach (Anyer) Bali Beach Hotel (Sanur) dan Hotel Indonesia (HI) di Jakarta," kata Marketing dan Communication Manager Royal Ambarrukmo, Khoirul Anwar, mengawali perbincangan, Minggu (14/6).
Berjalan-jalan di Royal Ambarrukmo Hotel ibarat menembus dua dimensi yang berbeda. Pertama, pihak manajemen masih menjaga keutuhan arsitektur dibeberapa spot sebagai penanda ada dua era terjadinya pembangunan Royal Ambarrukmo tersebut.
Baca: Presiden Beri Bantuan Istri Mantan Ajudan Soekarno yang Jatuh Sakit
Hal itu membuat pengunjung tidak hanya menikmati quality time di sebuah hotel saja, namun mereka juga dapat menikmati sebuah dialektika sejarah.Awang, sapaan akrabnya ini memperlihatkan foto bangunan pertama kali Royal Amabarrukmo tersebut berdiri.
Sampai sekarang, ke aslian bentuk bangunan tetap terjaga. Baik itu saat generasi Kesultanan Hamengku Buwono VII hingga proses pembangunan hotel Royal Ambarrukmo itu dikakukan yakni pada 1964 silam.
![083a9221-28c2-4153-bd33-e6543a858741](https://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/083a9221-28c2-4153-bd33-e6543a858741.jpg)
Peran Presiden Soekarno dalam pembangunan ini sangat penting. Beliaulah yang memprakarsai pembangunan Royal Ambarrukmo Hotel, yang dulunya masih bernama Ambarrukmo Palace Hotel Yogyakarta.
Baca: Jadwal Bola Pekan Ini: 3 Tim akan Juara, dari Bundesliga, Coppa Italia, dan Liga Inggris
Penggunaan nama tersebut lantaran pihak manajemen waktu itu tak ingin merubah bentuk dan ke aslian bangunan, lantaran di dalamnya terdapat cagar budaya berupa Kedaton Ambarrukmo, yakni sebuah pendopo yang didirikan pada abad 18 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VI.
Tempat tersebut dulunya digunakan sebagai tempat pertemuan para raja dari Keraton Surakarta dan juga Gubernur Hindia Belanda pada masa itu.Disisi bangunan juga dijadikan sebagai pesangrahan sang raja Sri Sultan Hamengku Buwono VII, serta sebagai tempat tinggalnya setelah turun tahta.
Baca: Daftar Harga iPhone Terbaru Juni 2020: iPhone 11, iPhone 11 Pro Max, iPhone 8, hingga iPhone 7 Plus
Barulah ketika pada masa penjajahan terjadi, Presiden Soekarno mendapat uang ganti rugi perang atau harta pampasan dari pemerintah Jepang senilai USD 223, 08 juta.Yang dibayarkan dalam bentuk sarana dan fasilitas, serta pinjaman sebesar USD 80 juta. Perjanjian tersebut ditanda tangani pada tahun 1958.
Dalam arsip Royal Ambarrukmo Hotel, terdapat 29 atribut yang dibangun melalui dana harta pampasan. Diantaranya yakni pembangunan Bendungan Karangkates Malang, Jawa Timur, serta empat Hotel lain termasuk Ambarrukmo itu sendiri.
Anggaran yang disisihkan untuk pembangunan hotel ini pun pada waktu itu mencapai 18.503 dolar. "Itu pada jaman itu loh ya. Beberapa tahun sebelum pembangunan," ungkap Awang.
Logo Nike Pada Relief Patung Penempa Keris
Entah ada maksud apa sang seniman memasukkan logo brand sport terkenal asal Amerika Serikat ini.Dalam relief yang diciptakan oleh Seniman Asal Yogyakarta Harijadi Sumadidjaja, para pengunjung dapat menikmati setiap detail relief batu trembesit tersebut di lobi hotel.
Batu relief berukuran tinggi 8 meter dan lebar 5 meter itu menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa, khususnya di lereng merapi pada masa itu.Ada terlihat sosok yang sedang menempa sebuah keris, para perempuan sedang beraktivitas di pasar, serta potret penjajahan Belanda di abad 18.
Baca: Moeldoko: Covid-19 Membawa Kita Menjadi Boring
Semua aktivitas itu terekam dan terlihat eksotis dalam satu bingkai karya seni yang luar biasa itu.Jika diamati, relief tersebut menceritakan rekam jejak generasi bangsa Indonesia pada masa itu.
Namun, hal mustahil pada relief tersebut tak sengaja tertangkap oleh mata. Terdapat logo brand sport terkenal asal Amerika pada satu gelang prajurit yang sedang menempa keris.Jika ditarik sejarah pembangunannya, konstruksi bangunan hotel dan relief tersebut di bangun pada tahun 1964 hingga 1965.
Sementara brand sport asal Amerika tersebut berdiri delapan tahun setelah proses pembangunan hotel tersebut selesai. "Ini yang banyak orang tidak tahu. Ada keterkaitan apa saya juga tidak tahu. Hampir tak terlihat oleh kasat mata, ini pyur dari sejak awal pertama kali dibangun oleh sang seniman," imbuhnya.
Selain itu, seniman relief tersebut sengaja banyak menggambarkan tubuh perempuan telanjang dada. Menurut Awang, hal itu memang menjadi permintaan Presiden Soekarno kala itu. Sebagaimana informasi yang ia dapatkan, Presiden Soekarno menganggap tubuh perempuan memiliki nilai filosofis dan artistik tersendiri.
Baca: Curhat Hotman Paris ke Ustaz Abdul Somad: Mau Pensiun, Ada Perkara Baru, Honornya Rp 2 M
"Beliau itu memang menganggap tubuh perempuan miliki nilai filosifis. Makanya hampir semua objek lukisannya itu banyak berasal dari penggambaran sosok perempuan, seperti yang terlihat pada relief ini," ungkapnya.
Di bagian kiri bawah dari relief tersebut, sang seniman juga menyertakan puisi berjudul "Untung Rugi di Lereng Merapi" puisi itu juga dijadikan sebagai nama relief di Royal Ambarrukmo hotel tersebut.
Meskipun sekeras batu
Lunak djuga terbawa nyata
Arus revolusi jang menjala
Menudju bahagia
Dipersembahkan kepada :
Bung Karno seniman adiluhung
Jang menjediakan lapangan luas
Lebar bagi seniman pedjoeang
Untuk mentjurahkan bhaktinya
Begitu kira-kira bunyi puisi yang dipahat oleh seniman relief tersebut untuk Presiden Soekarno pada masa itu.Awang meyakini, semua seniman itu sudah banyak yang meninggal.
Baca: Daftar Harga iPhone Terbaru Juni 2020: iPhone 11, iPhone 11 Pro Max, iPhone 8, hingga iPhone 7 Plus
Jika dalam arsip yang dihimpun Royal Ambbarukmo, ada 28 orang yang tergabung dalam tim kerja pembuatan relief, patung, serta mozaik pada bangunan tersebut. "Sudah meninggal senimannya. Puisi ini memang ditujukan oleh bung Karno saat itu," pungkasnya.