Dapur Umum Jadi Bukti Semangat Goyong Royong Warga Kota Bogor di Tengah Pandemi Covid-19
Di tingkat kelurahan, para Lurah bergerak memimpin warga menghidupkan dapur-dapur umum. Caranya pun bermacam-macam.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Banyak hal tidak terduga terjadi ketika pandemi Covid-19 mulai melanda. Mulai dari kondisi ekonomi di banyak keluarga anjlok, para pedagang kehilangan pemasukan, para pekerja sebagian kena PHK sebagian dipotong gajinya hingga pekerja harian yang susah mendapat upah.
Kondisi ini menimbulkan kesulitan di banyak keluarga, termasuk untuk bisa makan sehari-hari. Realitas itulah yang mendorong berbagai pihak kemudian berjibaku menyalakan semangat gotong royong. Membantu menyediakan dan memberi makan para tetangga serta orang-orang yang kesulitan, terutama mereka yang berada di kota Bogor.
Di tingkat kelurahan, para Lurah bergerak memimpin warga menghidupkan dapur-dapur umum. Caranya pun bermacam-macam.
Di Kelurahan Baranangsiang misalnya. Disana, setiap hari warga yang mampu menyumbang nasi box dalam program Warga Bantu Warga.
Kecuali hari Kamis, TP PKK setempat mengambil alih dengan memasak makanan dan membagi sekitar 50-70 nasi box.
"Dapur umum disini sudah berjalan sejak Maret dan mendapat giliran masak setiap Kamis," ujar Lurah Baranangsiang Juandi Rahmaja.
Hal serupa berlangsung di Kelurahan Sempur, "Disini masaknya terkadang dibagi di tiga dapur, terkadang di satu tempat dapur umum yang sudah ditunjuk," ujar Lurah Sempur Marissa.
Anggaran untuk memasak 50-100 box dengan menu berbeda setiap harinya itu, diperoleh dari para donator. Penerimanya termasuk mereka yang menjadi ODP (Orang Dalam Pemantauan).
Di Kecamatan Bogor Tengah, selain Sempur, empat kelurahan lain melakukan hal serupa disusul kemudian tujuh kelurahan lainnya.
Menurut Camat Bogor Tengah Abdul Wahid, pihaknya juga menyediakan lumbung pangan di kantor kecamatan.
“Ketika diperlukan bahan makanan seperti beras, minyak, mie dan sarden bisa langsung didistribusikan ke kelurahan-kelurahan," katanya.
Dana merupakan faktor menentukan. Untuk itu berbagai cara dilakukan. Cara unik dilakukan Kelurahan Tegal Gundil, Bogor Utara. Mereka menyelenggarakan donasi koin.
"Jadi anggaran dapur umum juga dibantu dari donasi koin," ujar Camat Bogor Utara Dudi Fitri Susandi.
Dari koin yang terkumpul dan donasi lain serta sumber pembiayaan lain, Kelurahan Tegal Gundil juga bisa memberikan sembako kepada warga yang membutuhkan dan menyumbang APD ke Rumah Sakit.
Paket makan yang jumlahnya rata-rata berkisar antara 50 sampai 250 box di setiap kelurahan, didistribusikan secara berbeda-beda.
Di Kelurahan Sukasari misalnya, bantuan dihantar ke masing-masing rumah warga yang membutuhkan.
“Selain untuk memastikan penerima tepat sasaran, cara ini juga untuk mempererat ikatan batin antara kader dan warga,” ungkap Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Sukasari Fitria Wahyuni.
Mereka yang menerima bantuan termasuk kaum dhuafa, anak yatim dan para janda sepuh.
Hal serupa berlangsung di Kelurahan Lawang Gintung. Hari itu 100 nasi box siap diantarkan ke rumah masing-masing warga yang dibantu pada saat jam makan siang.
Setiap rumah mendapatkan paket sesuai jumlah anggota keluarganya.
"Dapur umum kami sudah digelar sejak Maret dan di bulan puasa kami membagikan takjil untuk berbuka," ungkap Lurah Lawang Gintung Riswan Makmur.
Selain dari swadaya, kebutuhan dapur umum juga dibantu Gugus Covid-19 Kota Bogor dalam bentuk pasokan beras dan tabung gas, sedangkan lauk pauk berasal dari warga.
Dalam kegiatan Dapur Umum, bantuan yang diberikan tidak hanya berbentuk nasi box. Seperti di Kelurahan Genteng, Kecamatan Bogor Selatan, mereka membagikan sayuran melalui Warung Sodaqah Sayur Mayur.
Penyaluran bantuan jenis ini secara simbolis dilakukan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim di halaman Kantor Kelurahan Genteng pertengahan Juni lalu. Dedie pun mengapresiasinya tindakan ini.
"Ini bukti nyata bahwa kepedulian harus terus dilaksanakan dan ditingkatkan sampai kapanpun. Ini selaras dengan semboyan HJB Ke-538 Sahitya Raksa Baraya," jelasnya.
Kepedulian yang dimaksud Dedie, disyukuri tidak hanya muncul di kalangan warga yang digalang oleh Kelurahan.
Beberapa warga masyarakat secara perseorangan dan lembaga sosial juga tergerak secara mandiri menghimpun dan mengelola donasi sehingga mampu memberikan bantuan nasi box kepada mereka yang memerlukan.
Salah satu diantaranya adalah yang dilakukan oleh Ahmad Ridho, warga Mutiara Bogor Raya RW. XV RT. 02 Katulampa.
Alumni UI ini menghimpun bantuan dari jejaring alumni dan teman-temannya. Bantuan diserahkan ke warga di berbagai wilayah Kota Bogor.
Sementara itu lembaga sosial Salam Aid pada bulan puasa lalu memprioritaskan bantuan makan sahur dan berbuka bagi para tenaga medis yang bertugas di berbagai rumah sakit di wilayah Bogor.
“Kami memasak dan mengemas sekitar 200 paket nasi lengkap lauk pauk, untuk diserahkan kepada para tenaga medis,” ungkap Manager Operasional Salam Aid Luthfi.
Menurutnya kegiatan ini melengkapi berbagai kegiatan sosial lain di masa pandemi ini, termasuk menyumbang APD ke berbagai rumah sakit.
Kepedulian, kesediaan dan semangat yang hidup di tengah warga untuk saling membantu adalah bahan bakar yang dapat menyalakan gerakan gotong royong.
Inilah nilai kebersamaan bangsa Indonesia, yang semoga tidak luntur seriring dengan berubahnya zaman. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.