Viral Jualan Pentol Sambil Bawa Buku Bacaan, Pedagang di Jombang Ini Ingin Bangkitkan Semangat Anak
Berjualan pentol keliling sembari membawa buku untuk dibaca para pelanggan, dilakukan seorang penjual pentol keliling asal Kabupaten Jombang.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM- Berjualan pentol keliling sembari membawa buku untuk dibaca para pelanggan, dilakukan seorang penjual pentol keliling asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Aksi penjual pentol ini viral di media sosial Facebook dan sebagian foto-fotonya tersebar melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, beberapa hari terakhir.
Dari beberapa foto yang beredar, nampak sebuah rombong dagang bertuliskan "Pentol Nusantara" yang diletakkan di jok belakang sebuah sepeda motor.
Pada rombong dagang itu nampak aneka pentol beserta bumbu pelengkap yang dijual oleh pemiliknya, diletakkan di sisi kiri dan tengah.
Lalu pada sisi kanan rombong dagang, terlihat puluhan buku yang ditata rapi dalam sebuah kardus terbuka.
Pada foto lain yang beredar, nampak beberapa anak sedang memilih buku pada rombong dagang pentol yang sedang parkir.
Dari penelusuran Kompas.com, penyedia buku saat berjualan pentol keliling adalah Muhammad Lutfan Efendi (29), warga Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Saat ditemui di kediamannya, bapak 1 anak itu mengaku sengaja membawa buku saat berjualan pentol untuk dibaca para pelanggannya.
Lutfan, demikian sapaan akrabnya menuturkan, di antara alasan dan tujuan membawa buku saat berjualan pentol, yakni membangkitkan minat masyarakat khususnya anak usia sekolah untuk membaca buku.
Menurut dia, sejak berlangsungnya Pandemi Covid-19 yang diikuti dengan keluarnya kebijakan belajar di rumah, kebiasaan anak-anak usia sekolah untuk membaca buku semakin tergerus.
Dalam pengamatannya selama berjualan pentol keliling, anak-anak usia sekolah semakin akrab dengan gadget dan melupakan buku.
Mirisnya lagi, ungkap Lutfan, keakraban anak-anak dengan gadget juga menjauhkan anak-anak dengan teman sebayanya.
Menurut dia, anak-anak nampak lebih senang bermain dengan ponsel daripada bermain dengan temannya.
Perasaan miris atas fenomena yang dilihatnya, membuat Lutfan tergerak untuk menggugah dan membangkitkan minat anak usia sekolah terhadap buku.