Awan Menyerupai Lafaz Allah di Atas Langit Pondok Gontor 2, Satu Santri Dinyatakan Sembuh Covid-19
Pemandangan di atas langit Gontor 2 sangat menyita perhatian. Di antara bentangan langit biru terlihat awan putih menyerupai lafaz Allah.
Penulis: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO – Langit di atas Pondok Modern Gontor Kampus 2, Jumat (10/7/2020) pagi ini begitu cerah. Santri-santri tampak memulai aktivitas di pagi hari dengan penuh keceriaan lewat senam bersama untuk menjaga kesehatan.
Pemandangan di atas langit Gontor 2 sangat menyita perhatian. Di antara bentangan langit biru terlihat awan putih menyerupai lafaz Allah.
Dari foto yang didapatkan Tribunnews.com dari salah seorang Ustadz di Gontor 2 tampak awan menyerupai lafaz Allah tersebut berada di atas Masjid Jami’ Gontor 2 yang ada di sebelah barat kampus.
Foto awan menyerupai Lafaz Allah ini berada di atas sebelah kanan pucuk kubah Masjid Jami’ Gontor 2.
Tidak ada keterangan apapun dari pihak Gontor 2 mengenai fenomena awan menyerupai lafaz Allah tersebut.
Namun, perkembangan terbaru dari ditemukannya kasus santri Gontor 2 yang terpapar Covid-19 terdapat berita gembira satu santri kasus 01 Gontor 2 dinyatakan sembuh setelah hasil swab test keluar pada Kamis (9/7/2020) semalam.
“Alhamdulillah hari ini kami menyampaikan kabar gembira bahwa 1 santri pasien kasus 01 Gontor hasil swab test nya dinyatakan negatif. Kami sengaja menyampaikan ini karena besok (hari ini) kami akan kedatangan sejumlah pejabat dari Pemprov Jawa Timur,” kata Wakil Pengasuh Pondok Modern Gontor Kampus 2, Ustadz Muhammad Hudaya.
Temuan 10 kasus baru COVID-19 di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2 membuat seluruh elemen Gontor 2 meningkatkan ibadah. Ustadz Muhammad Hudaya, mewajibkan seluruh santri untuk membaca Al-Qur’an pada jam ke-5 dan jam ke-6 waktu masuk kelas Kulliyyatul Muallimin Islamiyyah.
Tidak hanya itu, Ustadz Hudaya, sapaan akrabnya, juga mengistruksikkan santri kelas 5 dan 6 untuk melaksanakan shalat hajat setiap malam.
“(Peningkatan ubudiyah santri) jelas ada. Jam ke-5 dan ke-6, kami wajibkan setiap santri untuk membaca Al-Qur’an. Masa belajar pun hanya dilaksanakan selama 4 hissoh saja,” kata Ustadz Hudaya.
“Kami juga mengarahkan santri kelas 5 dan kelas 6 untuk mengganti kegiatan malam hari dengan shalat hajat dan mengaji. Kami juga mewajibkan para santri untuk memperbanyak wirid dan dzikir agar pandemi COVID-19 segera usai,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor menginstruksikkan seluruh pondok cabang Gontor untuk mengundur kegiatan Khutbatul ‘Arsy ke semester 2. Sebagai konsekuensi, pagelaran Panggung Gembira dan Drama Arena ditangguhkan hingga semester depan.
Akan tetapi, aspek olahraga tetap dapat dilaksanakan sebagaimana biasanya. Hanya lari pagi rutin yang ditiadakan karena terkait dengan kebijakan isolasi mandiri Gontor 2 serta mengurangi interaksi dengan masyarakat umum.
Sebelumnya Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, melakukan tabayyun terkait beredarnya kabar ada santri Pondok Modern Gontor Kampus 2 di Siman, Madusari, Ponorogo yang dinyatakan terpapar Covid-19.
“Berdasarkan atas penelusuran tim IKPM dan koordinasi dengan Wakil Pengasuh Gontor 2, kami akan menjelaskan kronologinya. Santri tersebut berasal dari Sidoarjo, tiba pada 17 juni 2020 bersama rombongan IKPM Sidoarjo. Yang bersangkutan membawa surat keterangan sehat dan surat pernyataan telah melakukan karantina mandiri dari 6 Juni-16 Juni. Surat bermaterai dan ditandatangani walinya,” kata Ketua 1 PP IKPM Gontor, Ustadz Adib Fuadi Nuriz.
Setelah tiba di Pondok, santri tersebut melakukan aktivitas seperti biasanya dan terpantau dalam kondisi sehat wal afiat, tidak ada gejala sakit dan keluhan apapun.
“Lalu pada 2 Juli ada info dari Dinkes Ponorogo, ayah dari santri tersebut dinyatakan positif, maka dilakukan swab pada anaknya, sampel dikirim ke BPLK Surabaya dan anaknya dinyatakan positif pada 4 Juli,” tambah Ustadz Adib.
Santri tersebut lalu dibawa ke Rumah Sakit Aisiyah Ponorogo selanjutnya dirawat di RS Darmayu Ponorogo. Pihak Pondok Modern Gontor pada Senin, 6 Juli 2020 juga menerima surat dari Sekda Ponorogo sebagai tindak lanjut dari santri yang dinyatakan positif tadi.
“Tracing terhadap teman satu kamar, satu kelas dan teman-temannya yang berhubungan juga dilakukan. Semuanya dikarantina sesuai dengan standart protokol Covid-19. Pantauan terhadap semua santri dilakukan secara ketat dan Alhamdulillah sehat semua, tidak ada yang menunjukkan gejala sakit atau keluhan apapun,” tambah Ustadz Adib.
Begitupun dengan santri asal Sidoarjo tersebut sejak kedatangan hingga dibawa ke rumah sakit tidak menujukkan gejala atau keluhan apapun.
Ustadz Adib menambahkan, Pondok Modern Gontor selama ini sangat ketat menerapkan standar protokol Covid-19 dengan mengikuti peraturan yang ada. Sebelum santri datang dilakukan simulasi Satgas Covid.
“Kita sangat kooperatif dengan semua pihak termasuk Dinkes Ponorogo. Saat persiapan kedatangan santri kita berkoordinasi dengan pemerintah Ponorogo beserta jajarannya,” ujar Ustadz Adib.
Berdasarkan atas fakta-fakta yang terjadi, Pondok Modern Darussalam Gontor meminta kepada seluruh Walisantri agar tenang dan tetap mendoakan agar pondok Gontor terhindar dari berbagai hal-hal negatif.
“Kami meminta kepada semua walisantri agar tenang dan sabar. Insya Allah semua santri sehat wal afiat dan mari kita sama-sama berdoa memohon kepada Allah SWT agar keluarga besar Pondok Modern Gontor terhindar dari semua marabahaya,” imbau Wakil Pengasuh Gontor 2, Ustadz Hudaya.
Penelusuran IKPM Sidoarjo
Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor cabang Sidoarjo langsung bergerak cepat ketika mendengar kabar ada santri asal Sidoarjo yang terpapar Covid-19 karena disebabkan interaksi dengan ayahnya.
“Kami langsung mendatangi rumah orang tua santri di sebuah komplek di Sidoarjo tadi malam. Rumahnya memang sudah tutupan dan di pagar tertulis keterangan sedang melakukan isolasi mandiri mohon kerjasamanya,” kata Pengurus IKPM Cabang Sidoarjo, Fuad Syukri.
Menurut Fuad berdasarkan atas keterangan Ketua RW setempat, orang tua walisantri tersebut adalah seorang karyawan di salah satu bank.
“Anak ini berangkat ke pondok pada 17 Juni, sang ayah lalu di swab test pada 22 juni dan dinyatakan positif. Pada 24 Juni diisolasi di sebuah wisma,” ujar Fuad.
Yang menarik menurut Fuad, pada Jumat 3 Juni 2020 lalu, seluruh anggota keluarga dari walisantri ini mulai dari istri dan kedua anaknya dilakukan rappid test dan hasilnya non reaktif. Akhirnya mereka melakukan isolasi mandiri di rumah.
Dalam penelusurannya, IKPM Sidoarjo juga sempat berkomunikasi dengan ayah santri tersebut yang sedang menjalani perawatan pemulihan.
“Ayah santri tersebut mengaku baik-baik saja selama perawatan, tidak menunjukkan gejala sakit atau keluhan. Kami dikirimi foto dan videonya sang ayah senam dan terlihat dalam kondisi bugar,” ujar Fuad.