Relawan AGL Sebut Pendaki Andi Sulistyawan Diduga Alami Halusinasi: Jurang Dianggap Tempat Aman
Benang merah tewasnya pendaki bernama Andi Sulistyawan (18) diungkapkan oleh seorang relawan Anak Gunung Lawu (AGL).
Editor: Miftah
Lanjut Budi, jika yang menimpa Andi adalah fase terberat dari hipotermia.
"Dia mencapai fase paradoxical undressing," katanya.
Saat melewati fase tersebut, pendaki biasanya berhalusinasi dengan situasi yang berkebalikan dari suhu dingin.
"Selain berhalusinasi, biasanya melepas pakaiannya," paparnya.
"Mereka berhalusinasi kepanasan, atau situasinya berbalik dari suhu yang ada," imbuhnya.
Kasus yang menimpa Andi rupanya tak hanya sekali terjadi, Budi pernah mendapati di situasi dengan ruang dan waktu yang berbeda.
"Dulu pernah di Merapi juga seperti itu, ada pendaki yang melepas pakaiannnya sampai telanjang," paparnya.
"Namun beruntung dia masih pasif, tidak aktif seperti yang terjadi pada saudara Andi," jelasnya.
Saat mendapati hal demikian, biasanya para relawan melakukan terapi tertentu pada penderita hipotermia fase berat.
"Kalau masih pasif biasanya kita bungkus dengan plastik termal atau kita buatkan perapian," tuturnya.
"Kalau sudah aktif satu satunya jalan biasanya dilukai anggota tubuhnya agar tersadar," imbuhnya.
"Yang aktif pembukuh darahnya sudah mengecil," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul "Terungkap Pendaki Gunung Lawu Andi Tewas : Halusinasi Melompat ke Jurang Dianggap Persembunyian Aman"