Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelecehan Seksual Berkedok Riset Soal Swinger di Yogya Bikin Heboh, Ini Cerita Penyintas

BA melakukan pelecehan dengan mengaku sebagai dosen dengan berbagai kedok, salah satunya melakukan penelitian tentang swinger

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Pelecehan Seksual Berkedok Riset Soal Swinger di Yogya Bikin Heboh, Ini Cerita Penyintas
UPI.com
Ilustrasi pelecehan - Begini kronologi menantu cabuli ibu mertuanya hingga tujuh kali. Pelaku tak segan melecehkan meski korban berada di pinggir jalan. 

"Itu korban menghubungi saya langsung dan itu cukup ramai katanya dulu. Dan BA mengakui itu," ungkapnya.

Penyintas memposting terkait peristiwa pelecehan seksual ini untuk efek jera. Agar BA tidak kembali melakukan hal serupa.

"Dia kan lolos di mana-mana, bisa bekerja di institusi A, institusi B yang itu institusi yang baik dan terhormat. Kan karena tidak tahu punya latar belakang yang seperti ini, dia punya riwayat penyerangan secara fisik yang seksual itu kan berbahaya juga berpotensi melakukan pelecehan seksual lagi ke depan dan menjadi orang tahu ini lho," urainya.

Salah satu penyintas lainya, ID mengatakan, masih memikirkan untuk mengambil langkah hukum.

Sebab saat ini hukum di Indonesia masih belum berpihak kepada penyintas.

"Sejauh ini kita konsennya masih agar tidak jatuh korban lain, kemarin pelaku menyampaikan permintaan maaf terbuka seperti itu," ujarnya.

Dia mengungkapkan, saat ini masih berkoordinasi dengan para penyintas lainya.

Berita Rekomendasi

Sebab, komunitas yang menjadi target banyak dengan berbagai modus.

"Kami masih berkoordinasi dengan korban yang lain, kami masih terus mencari apakah ada yang lebih berat, atau ada korban yang trauma dan butuh dibantu, karena bicara pun tak mudah. Menyimpan trauma nggak mudah," tuturnya.

Selain itu, saat ini dirinya juga masih terus mengumpulkan bukti-bukti dari para penyintas.

"Saya juga masih mengumpulkan bukti-bukti chat, karena kejadian ada yang lama, ada yang baru, ada yang masih nyimpan, ada yang sudah nggak ada," ucapnya.

Saat melakukan pertemuan dengan BA, lanjutnya, ID sempat bertanya berapa yang sudah dijadikan objek. Waktu itu BA menjawab jika jumlahnya banyak sampai tidak bisa mengingat jumlahnya.

"Kira-kira berapa? Dia bilang seminggu biasanya ada yang baru, dia ngomong sendiri. Kalau seminggu ada satu, dalam satu tahun kan ada 52 bulan, ini kan dari 2014," bebernya.

Modus

Modus yang dilakukan oleh BA bermacam-macam, mulai dari curhat tentang istrinya hingga melakukan penelitian.

Bahkan, menyamar sebagai istrinya dengan modus curhat diajak swinger.

"Saya dapat screenshot tadi malam ada sekitar 30-an screenshot, isinya detail dan vulgar kayak novel biru begitu. Dia memang menikmati menceritakan pada orang, dia menyalahgunakan rasa iba perempuan, perempuan dicurhati seperti itu kan kasihan, muncul rasa empati," tegasnya.

Menurutnya BA sempat berkomunikasi dengannya.

Saat itu, dirinya tidak ada pikiran buruk terhadap BA.

Namun menjadi aneh ketika BA mengatakan untuk menyelami jaringan swinger harus melakukan kegiatan itu.

"Saya bilang peneliti tidak harus melakukan seperti apa yang diteliti, meneliti pembunuh ya tidak harus jadi pembunuh. Dari situ kan sudah aneh," tandasnya.

Disampaikannya, penyintas yang berkoordinasi dengannya mayoritas alumni UGM.

Penyintas mulai dari alumni Fakultas Hukum, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Fisipol.

"Yang lain saya tidak tahu, tetapi dari 50 yang teridentifikasi itu UGM semua," ujarnya

Klarifikasi UNU dan UGM

Sementara itu, saat dikonfirmasi Rektor UNU Purwo Santoso menegaskan jika BA telah mencatut nama universitas yang dipimpinya.

"Yang saya perlu klarifikasi, dia memang mencatut sebagaimana pernyataan di video. Dia telah mencatut NU dan UGM," tandasnya.

Diakuinya, dirinya mengenal BA sejak mengambil S2 di UGM.

BA tidak terdaftar sebagai dosen di UNU.

BA sebatas pengajar tamu di kampusnya. Namun sudah sejak lama tidak lagi beraktivitas di UNU. Terkait pencatutan nama, Purwo Santoso mengatakan, belum memutuskan mengenai langkah hukumnya.

Namun, Purwo Santoso menghargai, BA menyampaikan permintaan maaf.

"Soal pencatutan dan masalah hukumnya kami masih belum punya keputusan," ungkapnya.

Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol UGM Iva Ariani menyayangkan peristiwa tersebut.

UGM mengecam segala bentuk tindak pelecehan dan kekerasan seksual apapun bentuknya.

"Pimpinan UGM melakukan pendataan dan mempelajari kasus tersebut. UGM siap support sivitas akademika UGM yang menjadi penyintas dan memerlukan dukungan dalam bentuk apa pun," kata Iva.

Baca: Anggota Parlemen Inggris Ditangkap Setelah Dilaporkan Melakukan Pelecehan Seksual

Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto mengatakan sampai saat ini belum ada laporan terkait peristiwa tersebut.

"Kurun waktu tiga hari ini belum ada laporan. Korban silakan melapor ke kantor polisi terdekat, kalaupun tipe A tetap ada pengaduan ke kami," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Geger Pelecehan Seksual Berkedok Dosen Lakukan Riset Swinger di Yogya

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas