Aksi Intoleran di Solo, Ganjar Mengaku Heran karena Bertolak Belakang dengan Kultur Selama Ini
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berkomentar dengan aksi intoleran yang terjadi di Kota Solo, Sabtu (8/8/2020) lalu.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Kapolsek Pasar Kliwon, AKP Adis Dani Garta menyampaikan kejadian terjadi Sabtu, (8/8/2020) menjelang salat Maghrib atau sekira pukul 17.30 WIB.
"Sore itu disinyalir ada acara adat di lokasi kejadian, kemudian kami mendapat laporan dan mengecek ke lokasi," terang Adis dikutip Tribunnews dari TribunSolo.
"Terus pihak kepolisian datang, ternyata hanya acara keluarga makan-makan," tambahnya.
Sekelompok orang, lanjut Adis, yang berjumlah kurang lebih 50 orang datang dan menginginkan acara itu segera dibubarkan.
Baca: Menteri Bintang Duga Banyak Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Diselesaikan di Luar Jalur Hukum
"Kami datang, kemudian kami kawal untuk orang yang hadir di acara itu keluar satu per satu," jelasnya.
Saat keluar, sekolompok orang itu lalu melakukan dugaan tindakan anarkis dan menyebabkan tiga orang mengalami luka di bagian dahi.
"Tiga orang cidera, awalnya dirujuk ke RS Kustati, kemudian kini dirujuk ke RS Indriarti," kata Adis.
"Rata-rata cidera di bagian dahi karena terkena lemparan," tambahnya.
Selain itu, Adis mengungkapkan setidaknya ada 5 sampai 6 kendaraan juga rusak karena aksi sekolompok orang itu.
"Ini kami masih mengecek kerusajannya, pemilik mobil saat ini sedang kami periksa untuk mengetahui kerusakan," ungkapnya.
Pihak polisi, kata Adis, saat ini masih memburu pelaku yang terlibat dalam aksi itu.
"Pelakunya masih dicari," tandasnya.
Baca: Amnesty International Indonesia Desak Aparat Usut Tuntas Penyerangan Kelompok Intoleran di Solo
Para pelaku berhasil diringkus
Polisi berhasil meringkus lima pelaku penyerangan keluarga Umar Assegaf saat prosesi acara pernikahan di kawasan Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo, Selasa (11/8/2020).