Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologi Keponakan Tusuk Paman, Bibi Sampai Memohon untuk Berhenti Namun Diabaikan, Korban Tewas

Kasus pembunuhan terhadap paman oleh keponakannya sendiri di Kertapati Kota Palembang, berhasil diungkap.

Editor: Miftah
zoom-in Kronologi Keponakan Tusuk Paman, Bibi Sampai Memohon untuk Berhenti Namun Diabaikan, Korban Tewas
DNA India
ILUSTRASI- Kasus pembunuhan terhadap paman oleh keponakannya sendiri di Kertapati Kota Palembang, berhasil diungkap. 

TRIBUNNEWS.COM- Kasus pembunuhan terhadap paman oleh keponakannya sendiri di Kertapati Kota Palembang, berhasil diungkap oleh Unit 4 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel.

Pelaku adalah Heriyadi alias Dedi (36), secara membabi buta mengahabisi nyawa pamannya yakni Junaidi alias Daeng (66).

Heriyadi secara membabi buta menusuki tubuh pamannya hingga tewas di lokasi kejadian.

Unit 4 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel menggelar rekonstruksi pembunuhan sadis tersebut, Senin (10/8/2020).

Terungkap pada adegan kelima, selasa (7/7/2020), sekira pukul 18.10 selepas salat magrib, dua pria yang masih keluarga tersebut terlibat cek cok hebat.

Saat itulah, korban langsung menghujami badan Junaidi dengan senjata tajam.

Dalam rekonstruksi tersebut disaksikan tiga saksi yakni istri korban Hartati, adik ipar korban Oktarina serta Ningmas anak pertama korban.

Berita Rekomendasi

Peristiwa pembunuhan tersebut terjadi di rumah korban di Simpang Sungki, tepatnya belakang kantor Lurah Kertapati, Jalan Kemas Rindo, Kelurahan Ogan Baru, Kecamatan Kertapati Palembang, Selasa (7/7/2020) lalu sekira pukul 18.10 WIB.

Kasubdit 3 Jatanras Polda Sumsel Kompol Suryadi didampingi Kanit IV Kompol Zainuri menjelaskan, bahwa sebelum terjadinya penusukan antara pelaku dan korban sempat terjadi cekcok mulut yang kemudian pelaku menusuk korban.

Baca: Bandar Narkoba Ditangkap Saat Pakai Sabu-sabu, Ternyata Statusnya Buronan Kasus Pembunuhan

Baca: 5 Fakta Kasus Pembunuhan di Puskesmas Bangkalan, Kronologi Kejadian hingga Motif Pelaku

Baca: Cemburu Berujung Aksi Pembunuhan di Puskesmas Tanjung Bumi Bangkalan, Berikut Kronologi Kejadiannya

"Diadegan kelima yang kita gelar, korban tidak bisa melakukan perlawanan, pelaku terus menyerang dan menusuk korban, hingga korban lari ke belakang dan terjatuh.

Disaat posisi terkapar pelaku kembali menghujani korban dengan pisau," kata Suryadi, Senin (10/8/2020).

Saat itu, saksi yang merupakan istri korban Hartati menyaksikan perbuatan keji pelaku.

Dalam rekonstruksi yang digelar ternyata saksi Hartati sempat meminta pelaku untuk berhenti tapi pelaku terus saja menusuk korban.

Untuk adegan ke tujuh, usai korban tidak berdaya pelaku keluar meninggalkan korban.

Lalu adegan terakhir 14, warga mengangkat jasad korban yang kemudian jasad korban dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sumsel untuk divisum.

"Rekonstruksi yang kita gelar ini untuk melengkapi berkas untuk dilimpahkan ke kejaksaan, apalagi untuk mengetahui secara detail kejadian tersebut," lanjut Suryadi.

Dari pantauan rekontruksi, pelaku Heriyadi yang keseharianya sebagai buruh serabutan tersebut hanya terdiam dan tidak banyak bersuara baik dalam rekonstruksi maupun usai rekonstruksi.

Korban Dibunuh Usai Salat Magrib

Junaidi alias Daeng (66) tewas di tangan keponakannya sendiri yakni Heriyadi (35) tahun.

Daeng warga Jalan Kemas Rindo Kelurahan Ogan Baru Kecamatan Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan meregang setelah ditikam.

Pelaku diduga melakukan aksi tersebut dalam pengaruh minuman keras.

Informasi yang dihimpun, kejadian tersebut terjadi di rumah korban.

Berawal saat korban selesai melaksanakan salat maghrib.

Lalu datang pelaku tanpa mengetuk pintu dan masuk ke rumah korban.

Kemudian, diduga pengaruh minuman miras pelaku langsung menusuk korban dengan cara membabi buta.

Pelaku menikam korban dengan senjata tajam jenis pisau.

Sontak mendengar suara gaduh, membuat Hartati (50), saksi yang merupakan istri korban pun langsung mendekati korban.

Sedang pelaku usai melakukan aksi penusukan tersebut, langsung melarikan diri.

" Saya terkejut ada suara gaduh. Lalu saya lihat, ketika saya lihat suami saya sudah bersimbah darah, saya panik dan langsung berteriak minta tolong. Sedang pelaku langsung kabur," ungkap Hartati singkat.

Teriakan istri korban pun mengundang kerumunan warga.

Alhasil warga pun langsung mendatangi rumah korban dan melaporkan kejadian ini ke Polsek Kertapati.

Akibat kejadian ini korban pun mengalami luka di dada satu liang, di bawah ketiak kiri dua liang, punggung kiri satu liang, lengan kiri satu liang dan paha kanan satu liang.

Dan akhirnya korban meninggal dunia, karena kehabisan darah.

Mengetahui adanya kejadian tersebut unit Reskrim Kertapati langsung mendatangi TKP (tempat kejadian perkara), guna melakukan olah TKP.

"Benar adanya peristiwa tersebut. Ketika kita mendapatkan laporan itu, kita langsung mendatangi TKP, untuk melakukan olah TKP, " ungkap Kapolsek Kertapati, AKP Polin Pakpahan.

Ia mengatkan, untuk motifnya belum diketahui.

Tetapi informasi dari masyarakat setempat, setelah memeriksa beberapa saksi di lokasi, diduga pelaku mabuk.

"Namun masih kita kembangkan dan dalami. Untuk tersangka namanya juga sudah kita kantongi dan masih dalam pengejaran anggota kita," katanya.

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul "Ponakan Tusuk Paman di Kertapati, Sang Bibi Sampai Memohon tapi tak Dihiraukan Akhirnya Korban Tewas"

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas