3 Bersaudara di Indramayu Alami Depresi, Penyebabnya Sama Gara-gara Bercerai Dengan Pasangannya
C (40) warga Desa Temiyang, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat terpaksa dipasung karena kerap mengamuk.
Editor: Adi Suhendi
Mukanya lecet-lecet tertabrak sepeda motor.
Total ada 3 bersaudara yang mengalami depresi di desa setempat.
Baca: Cerita Ibu Muda yang Gugat Cerai Suami di PA Indramayu, Korban KDRT Sampai Harus Operasi Mata
Penyebab depresi ketiganya pun dikarenakan alasan yang sama, yakni perceraian yang mereka alami.
Rohati yang hanya merupakan seorang buruh tani tak sanggup mengurus ketiga saudaranya yang menjadi ODGJ itu.
Ia juga mengaku prihatin terhadap nasib yang ketiganya alami.
"Inginnya diobati dirawat biar bisa sembuh," ujar dia.
Lebih dari 1.000 Pasangan Bercerai Setiap Bulan
Tingkat perceraian di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat tercatat cukup tinggi.
Bukan hanya pada hari-hari biasa sebelumnya, pada saat ada pandemi corona pun kasus perceraian tetap paling tinggi di Jawa Barat.
Hampir setiap harinya ada ratusan pasangan yang mengajukan gugatan cerai bahkan sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Jika dirata-rata ada sekitar 12 ribu gugatan cerai yang tercatat oleh Pengadilan Agama Kabupaten Indramayu setiap tahunnya.
Atau dengan kata lain ada sekitar 1.000 pasangan lebih yang bercerai setiap bulannya di Kabupaten Indramayu.
"Angka perceraian di Kabupaten Indramayu memang itu bukan karena kondisi Covid-19 atau kondisi lain. Tapi memang hampir tiap hari itu perceraian Indramayu paling tinggi," ujar Humas Pengadilan Agama Kabupaten Indramayu, Agus Gunawan, Selasa (25/8/2020).
Pantauan Tribuncirebon.com kemarin, masyarakat yang ingin menggugat cerai bahkan sampai harus antre di parkiran kendaraan, ada pula yang meneduh dibawah pepohonan.