Mulyadi-Ali Mukhni Disebut Berpeluang Menang karena Punya Basis Massa Muhammadiyah
Bermodal 20 kursi di DPRD Provinsi Sumbar, pasangan yang sering disebut Mualim ini menjadi pasangan dengan jumlah kursi DPRD terbanyak.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mulyadi-Ali Mukhni dinilai punya peluang terbesar memenangkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumbar 2020.
Bermodal 20 kursi di DPRD Provinsi Sumbar, pasangan yang sering disebut Mualim ini menjadi pasangan dengan jumlah kursi DPRD terbanyak.
Hal itu juga mengundang optimisme bagi ulama Sumbar Buya Ismet Tuanku Mudo.
Dia menyebut, dukungan Partai Demokrat dan PAN sudah membuat pasangan Mualim kuat.
Baca: Mendagri: Netralitas ASN Kunci Sukses Pilkada Serentak 2020
Terlebih lagi, menurut dia PAN mempunyai basis massa dari organisasi Islam Muhammadiyah.
Dia menilai di Sumbar Muhammadiyah begitu dominan.
"(Sumbar) Muhammadiyah cukup kuat," ujar Buya Ismet Tuanku Mudo dalam keterangannya, Kamis (10/9/2020).
Ditambah hasil kerja Mulyadi maupun Ali Mukhni, dia melihat pasangan Mualim semakin kuat dan populer di tengah masyarakat Sumbar.
Apalagi hasil kerja keduanya begitu fenomenal; Mulyadi dengan Jalan Kelok 9, Irigasi Batang Anai, hingga Jalan Painan-Tapan.
Sedangkan Ali Mukhni sukses membangun Padang Pariaman pasca Gempa tahun 2009.
Pembangunan di Padang Pariaman seperti Asrama Haji Sumbar, Stadion Utama Sumbar, hingga jalan tol Padang -Pekanbaru di Padang Pariaman.
Baca: Ketua KPU: Kalau Salah Mengelola, 105 Juta Pemilih Pilkada Bisa Jadi Epicentrum Covid-19
"Kiprah Mulyadi di DPR RI sampai sekarang besar sekali pengaruhnya dan Ali Mukhni juga bagus," kata Buya Ismet
Di sisi lain, dengan optimisme ulama, Mulyadi mengaku semakin terpacu untuk membangun Sumbar.
Dia menyampaikan kedepan pun peran ulama akan diperkuat di pemerintahan.
Hal itu dilakukan untuk membangun Sumbar yang lebih berkah. Dia mengatakan, pembangunan Sumbar harus melibatkan ulama.
"Kita akan melibatkan semua pakar, alim ulama niniak mamak, cadiak pandai. Tigo tungku sajarang dan tali tigo sapilin. Ini tugas pemimpin harus mengembalikan itu semua," pungkasnya.