Lokasi Penampungan akan Dibangun IGD Menyusul Meninggalnya 2 Imigran Rohingya di Lhokseumawe
Tim akan menyiapkan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di lokasi tempat ratusan warga Rohingya ditampung sementara di BLK di Desa Meunasah Mee.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Selama dua hari terakhir, tercatat sebanyak dua warga Rohingya yang terdampar di Lhokseumawe meninggal dunia.
Menanggapi hal itu, satuan tugas penanganan imigran Rohingya Kota Lhokseumawe akan menyiapkan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di lokasi tempat ratusan warga Rohingya ditampung sementara di Balai Latihan Kerja (BLK) di Desa Meunasah Mee, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.
Mereka sebelumnya terdampar di perairan Lhokseumawe dengan menggunakan kapal kayu.
Sekretaris Daerah Kota Lhokseumawe, T Adnan, kepada wartawan, Kamis (10/9/2020) menyebutkan, pemerintah akan melengkapi layanan kesehatan di lokasi pengungsian sementara.
"Di sana nanti akan kita sediakan tempat tidur, obat-obatan dan perawat," kata T Adnan, Kamis.
Sejauh ini, Adnan mengklaim petugas sigap menangani Rohingya yang mengeluh sakit.
Tiga di antaranya masih dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) Aceh Utara.
"Kita pastikan mereka mendapat pengobatan," katanya.
Sesak Napas
Sebelumnya seorang pemuda Rohingya Hilal (22) meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara (RSUCM) Aceh Utara, Kamis (10/9/2020).
Dia baru dua hari tiba di Aceh, setelah kapal kayu yang mengangkut ratusan warga Rohingya terdampar di perairan Lhokseumawe.
Kepala Hubungan Masyarakat RSUCM Aceh Utara Jalaluddin mengatakan, pemuda itu meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit.
Baca: Wajahnya Sudah Tak Bisa Dikenali, Jasad Pria di Pantai Lhokseumawe Diduga Pengungsi Rohingya
"Hilal menderita penyakit sesak napas dan hernia dan sudah tiga hari dirawat di rumah sakit," kata Jalal saat dihubungi, Kamis.
Dia menyebutkan, Hilal adalah satu dari empat warga Rohingya yang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.