Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sudah 15 Orang Warga Meninggal, Hervetia Sumbang Pasien Tertinggi di Medan

Dari data yang diupdate oleh Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 kota Medan, Kecamatan Medan Helvetia

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Sudah 15 Orang Warga Meninggal, Hervetia Sumbang Pasien Tertinggi di Medan
TRIBUNSUMSEL/M.A Fajri
Ilustrasi - Penumpang saat berada di dalam kereta sebelum berangkat dari Stasiun Kertapati Palembang, Kamis (24/9/2020). PT KAI Divre III kembali mengoperasionalkan kereta jarak jauh tujuan Palembang-Lubuk Linggau dengan menerapkan protokol kesehatan dan penumpang diharuskan memiliki surat Rapid Test atau Swab Test. (TRIBUN SUMSEL/M.A.FAJRI) 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Kasus positif Covid-19 di Medan menujukkan angka yang terus meningkat.

Hingga Kamis (24/9/2020) warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 sudah berjumlah 5.286 orang, jika dihitung, dalam satu hari warga yang terpapar Covid-19 bertambah hingga 40 orang.

Pada hari sebelumnya, yang terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah 5.246 orang.

Dari data yang diupdate oleh Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 kota Medan, Kecamatan Medan Helvetia menjadi kecamatan tertinggi penyumbang pasien Covid-19 di kota Medan, yakni berjumlah 209 orang yang tengah dirawat dan 15 orang meninggal dunia.

Menanggapi tingginya angka warga yang terpapar Covid-19 di wilayahnya, Camat Medan Helvetia, Andi Mario Siregar mengatakan pihaknya telah membuat kebijakan yakni tidak memperbolehkan warga yang meminta isolasi mandiri.

Baca: Menteri Airlangga: 187.000 Lebih Pasien Covid-19 Sembuh, 9.000 Lebih Meninggal Dunia

"Kebetulan kita ada rumah sakit di sini, Kita tetap menahan pasien-pasien Positif Covid-19 yang minta isolasi Mandiri di rumah, makanya nanti mungkin ada juga kepada wartawan kedengaran bahwasanya Camat dan jajarannya tidak mengijinkan, kita enggak kasih pulang dan kita sudah koordinasi sama Rumah Sakit untuk tidak dikasih pulang yang masih positif, kita sarankan stay di rumah sakit apapun ceritanya," katanya kepada t r ibun- medan.com, Jumat (25/9/2020).

Langkah tersebut kata Andi dilakukan agar kontrol terhadap pasien positif Covid-19 dapat terjaga dengan baik.

Berita Rekomendasi

Selain itu katanya jika isolasi mandiri dilakukan, maka belum ada yang dapat menjamin pasien tersebut menularkan ke orang lain atau tidak, sehingga langkah tersebut diambil guna menekan angka warga yang kemungkinan terpapar.

"Karena kalau dia pulang bisa saja dia akan memaparkan sama orang lain dan pelaksanaan isolasi Mandiri itu kan tidak bisa dikontrol, tidak ada yang bisa menjamin.

Baca: Pandemi Covid-19 Dikhawatirkan Berpengaruh Terhadap Hasil Investasi BP Jamsostek

Siapa yang mau menjamin nya? walaupun keluarga bilang bisa menjamin, tapi bisa nggak dijamin bahwasanya yang bersangkutan untuk tidak keluar rumah? karena ini berat. Kalaupun dia mau makan siapa yang mau mempersiapkan makanannya dan lainnya," katanya.

Dikatakannya, jika masih ada warga yang ngotot ingin isolasi mandiri ia menyarankan agar ditampung di gedung P4TK saja, yang juga menjadi tempat isolasi bagi ODP, Suspek, maupun OTG.

"Kalau memang mau isolasi mandiri, silakan ayo kita taruh di P4TK karena itu ruangan masih ada di sana, kamar masih ada silakan di sana, kalau mau bawa ke sana silakan," katanya.

Baca: Bank Syariah Harus Go Digital Agar Bisnisnya Tetap Berkembang di Pandemi Covid-19

Selain itu, kata Andi pihaknya pun mulai membagi-bagikan disinfektan kepada warga sekitar guna mencegah adanya cluster keluarga.

"Kami baru menerima bantuan disinfektan dari PMI 120 liter, kami taruh di depan kantor, masyarakat bisa mengambilnya tapi kita batasi, nanti mereka menyemprotkan di rumah masing-masing.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas