Deretan Nelayan Indonesia Pernah Terombang Ambing di Lautan Lepas Sendirian, Ada yang Sampai 80 Hari
Selama 80 hari di lautan bertahan hidup dengan memakan ikan dan memotong papan di rakit menjadi kayu bakar untuk membakar ikan
Penulis: Eko Sutriyanto
Saat itu lah, mereka melihat Udin terombang-ambing di lautan dengan menaiki kotak berwarna oranye.
Baca: Ahok Cabut Laporan Pencemaran Nama Baiknya di Polda Metro Jaya, Kuasa Hukum: Tersangka Menyesal
Udin nampak berpegangan pada kotak pendingin yang biasa digunakan untuk menyimpan ikan itu.
Tim SAR gabungan pun langsung mengangkat Udin keluar dari kotak yang hanya muat dinaikai satu orang itu.
Kemudian membantunya naik ke kapal tim penyelamat.
Setelah berhasil diselamatkan, Udin kemudian dilarikan ke rumah sakit karena mengalami kelaparan dan dehidrasi setelah beberapa hari terombang-ambing di lautan.
Kepala Basarnas Ternate Muhammad Arafah mengatakan: "Kami belum yakin bagaimana dia bisa bertahan hidup tanpa makan dan minum selama tiga hari.
"Tapi dia orang yang beruntung. Kami senang berhasil menemukannya," katanya.Terkait peristiwa itu, Udin mengatakan bahwa semula ia terbawa arus yang kuat.
Karena itu, perahunya terguling dan terbalik.
Beruntung ia berhasil menaiki kotak oranye itu dan bisa bertahan hidup selama tiga hari.
"Saya tak sadar diri berkali-kali karena kelaparan dan tidur sampai tim penyelamat menemukan saya," ujarnya.
Setelah beberapa jam menjalani pemulihan di rumah sakit, nelayan beruntung itu pun pulang dan bertemu kembali dengan keluarganya.
3. Aldi Novel Adilang 49 Hari
Dibandingkan Hamade maupun Udin Diman, pengalaman terombang ambing di laut lepas tak sedramatis yang dialami Aldi Novel Adilang (18) warga Wori, Minahasa Utara.
Ia berada di dalam di rompong (rumah rakit di lautan) selama 49 hari.
Dilansir Tribun-Video (Grup Tribun-Bali.com) dari rilis resmi KJRI Osaka, Aldi hilang saat bekerja di laut sekitar perairan Ternate pada 14 Juli 2018 lalu.
Aldi bekerja sebagai penjaga lampu di rompong (rumah rakit di lautan) yang berjarak sekitar 125 km dari pesisir utara Manado.
Saat itu angin selatan bertiup kencang menerpa rakit yang ditumpangi Aldi seorang diri.
Rakit Aldi lepas karena gesekan tali yang kuat pada bantalan rakit temannya dan belum sempat terikat pada ponton.
Rakit menjauh kencang karena derasnya arus sementara kapal penangkap ikan dari Pangkalan Dua berusaha menunggu rakit Aldi di rakit yang lain.
Tapi ternyata rakit yang Aldi tumpangi tak lewati titik dimana mereka menunggu.
Selama berhari-hari Aldi terombang-ambing di tengah lautan dan harus bertahan hidup dengan barang-barang yang ada di rakitnya.
Baca: Seharian Tak Pulang, Ayu Kaget Mendapati Putranya Tewas Tergantung di Pohon Manggis
Generator, tabung gas, lampu, radio HT, tenaga surya antena, baju, beras, rempah-rempah, peralatan dapur bahkan Alkitab menjadi sarana Aldi bertahan hidup.
Selama di lautan, Aldi selalu berusaha mencari pertolongan.
Saat kapal melintas, ia selalu berteriak meminta pertolongan, tapi yang ada di atas kapal seakan tak mengubris.
49 hari sudah Aldi hanyut di lautan hingga pada 31 Agustus 2018, ia ditemukan oleh kapal berbendera Panama saat berada di perairan Guam.
Kemudian pada 6 September 2018 kapal yang membawa Aldi bersandar di Jepang.
KJRI Osaka menjemput Aldi di Tokuyama, Prefektur Yamaguchi untuk memastikan kondisinya.
KJRI Osaka mendampingi Aldi hingga mendapat izin kepulangan ke Indonesia dari otoritas imigrasi Jepang.
Pada 8 September akhirnya KJRI Osaka dapat mendampingi Aldi untuk pulang ke Indonesia.
Aldi terbang ke Manado menggunakan pesawat Garuda Indonesia melalui Tokyo.
Kini Aldi telah kembali berkumpul dengan keluarganya di Wori, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Berikut isi keterangan resmi yang diunggah oleh KJRI Osaka:
KJRI Osaka telah menjemput Aldi pada 6 September 2018 di Tokuyama, Prefektur Yamaguchi, Jepang setelah kapal bersandar untuk memastikan Aldi dalam kondisi yang baik dan selanjutnya mengawal hingga mendapat izin kepulangan ke Indonesia dari otoritas imigrasi Jepang.
Pada 8 September 2018, KJRI Osaka telah mendampingi kepulangan Aldi ke Manado dengan Garuda Indonesia melalui Tokyo. Saat ini Aldi telah berkumpul dengan keluarganya di Wori, Manado, dan dalam keadaan sehat.
KJRI Osaka mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penyelamatan hingga kepulangan Aldi dengan selamat ke Tanah Air.
4. Stenly Tatoy 80 Hari
Sebenarnya dibandingkan dengan Aldi masih ada nelayan laoin yang berombang ambing di lautan lebih lama yakni 80 hari.
Stenly diketahui hanyut bersama rakitnya dan terombang-ambing di lautan selama 80 hari dan terdampar hingga Pulau Yap yang masuk negara Micronesia di tengah Samudera Pasifik.
Kepada tribunmanado.co.id, nelayan asal Pulau Gangga Minahasa Utara, Sulawesi Utara ini sedang melakukan video call dengan sang adik Herdi Tatoy di Restaurant Jumbo tempat Herdi bekerja.
Stenly menuturkan ia hanyut dari tanggal 9 Juli, ia bertahan hidup dengan memakan ikan.
Seperti Aldi Adilang, dia memotong papan di rakit menjadi kayu bakar untuk membakar ikan.
"Kadang saya makan ikan mentah," kata dia.
Stenly menuturkan, ia menghabiskan waktu dengan membaca Alkitab.
Alkitab dibacanya dari Kejadian hingga wahyu.
"Saya baca sampai habis," kata dia.
Ia diselamatkan oleh seorang nelayan setempat yang baik hati pada 5 Oktober.
Kondisinya sudah kepayahan kala itu.
Baca: Bukannya Tolong Wanita yang Terkapar, 5 Nelayan Ini Bergiliran Perkosa Korban hingga Tewas: Khilaf
Ia sudah mulai berhalusinasi.
"Saya kemudian dirawat di rumah sakit selama empat hari lantas kemudian dirawat di rumah seorang yang baik hati, ia kasih makan dan minum ke saya," kata dia.
Stenly menuturkan ia hanyut dari tanggal 9 Juli, ia bertahan hidup dengan memakan ikan.
Seperti Aldi Adilang, dia memotong papan di rakit menjadi kayu bakar untuk membakar ikan.
"Kadang saya makan ikan mentah," kata dia.
Stenly menuturkan, ia menghabiskan waktu dengan membaca Alkitab.
Alkitab dibacanya dari Kejadian hingga wahyu.
"Saya baca sampai habis," kata dia.
Ia diselamatkan oleh seorang nelayan setempat yang baik hati pada 5 Oktober.
Kondisinya sudah kepayahan kala itu. Ia sudah mulai berhalusinasi.
"Saya kemudian dirawat di rumah sakit selama empat hari lantas kemudian dirawat di rumah seorang yang baik hati, ia kasih makan dan minum ke saya," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.