Kronologi Ratusan Warga Keracunan Nasi Kuning di Tasikmalaya, Bakteri Diduga dari Santan
Ratusan warga di Keluarahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya mengalami keracunan massal.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Ratusan warga di Keluarahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya mengalami keracunan massal.
Mereka keracunan setelah menyantap nasi kuning di acara ulang tahun seorang anak, Rabu (7/10/2020) malam.
Sebagian besar korban merupakan anak-anak dan ibu-ibu yang saat itu mendampingi anak mereka di acara tersebut.
Para korban mulai merasakan pusing, mual dan muntah sejak Kamis (8/10/2020) dini hari.
Kronologi ratusan warga keracunan nasi kuning
Melansir dari Kompas.com, Komandan Koramil 1203 Kodim 0612 Tasikmalaya Mayor Inf Iwan Suwanto mengatakan, kejadian ini berawal saat keluarga IN, warga asal Kampung Cilange, Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, mengadakan acara ulang tahun anaknya.
Sebanyak 80 orang hadir dalam acara itu, sebagian besar adalah anak-anak yang didampingi para orang tuanya.
Baca: Korban Keracunan Nasi Kuning Ulang Tahun Diprediksi Tembus 500 Orang, Bakteri Diduga dari Santan
Para tamu merupakan kerabat dan tetangga pihak penyelenggara acara.
Informasi mengenai keracunan massal baru diketahui warga pada pukul 01.00 WIB.
Mereka mendapat kabar dari grup WhatsApp keluarga bahwa para korban mengalami keracunan setelah makan nasi kuning di acara tersebut.
Korban yang mengalami gejala berat dan sedang sampai sekarang masih menjalani perawatan di Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Korban keracunan yang bergejala sedang dan berat adalah anak-anak berusia 5 sampai 10 tahun, dengan gejala pusing, muntah-muntah dan kejang-kejang.
"Sebagian besar anak-anak sekarang masih menjalani perawatan di Puskesmas dan sebagian lagi dibawa ke RSUD Soekardjo Tasikmalaya yang bergejala berat," ujar Iwan.
Korban keracunan tembus 171 orang
Hingga Jumat (9/10/2020) pagi, jumlah korban keracunan mencapai 171 orang.
Sebanyak 19 orang di antaranya bergejala berat sampai dirujuk ke RSUD Soekardjo Tasikmalaya.
Semantara sebanyak 43 orang bergejala sedang dan ringan dirawat di ruang darurat SDN Puspasari samping Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
"Total jumlah korban keracunan yang ditangani oleh petugas medi sebanyak 171 orang sampai pukul 08.00 WIB hari ini," kata Kepala Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Arif Priyanto, Jumat pagi, sebagaimana diberitakan Kompas.com.
Baca: Fakta-fakta Kasus Keracunan Nasi Kuning di Tasikmalaya, Korban Tembus 171 Orang, termasuk Ibu Hamil
Baca: Gara-gara Bangkai Ular di Sumur, Dua Orang Tewas Keracunan
"Diperkirakan (jumlah korban) akan terus bertambah dan sembuhnya tidak bisa 1 sampai 2 hari."
"Kita terus bergerak cepat untuk penanganan medisnya karena sangat berisiko," sambung dia.
Ibu hamil dan balita harus dirujuk
Arif menambahkan, para pasien yang dirujuk ada ibu hamil, balita, dan berumur dewasa setelah diobservasi selama 24 jam tak kunjung membaik.
Tak mau mengambil risiko, tim medis kemudian mengambil tindakan rujukan ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap.
"Balita dan ibu hamil yang panasnya tidak turun-turun setelah diobservasi di sini selama 24 jam tak kunjung membaik itu yang langsung dirujuk," ujarnya.
Bisa tembus 500 orang
Masih dikutip dari laman yang sama, Arief mengatakan, setelah pendataan, para korban berasal dari 12 kampung.
Mereka diketahui hadir di acara ulang tahun dan memakan nasi kuning tersebut.
Pihaknya memprediksi jumlah korban bisa sampai 500 orang dengan asumsi dalam 1 orang yang hadir ada 4 anggota keluarga di rumahnya yang ikut makan nasi kuning yang sama.
"Jadi nasi kuning acara itu dibagikan ke para saudaranya dan tetangganya yang tak hadir sebagai bentuk rasa syukur yang punya hajat."
"Estimasi kami korban bisa mencapai 500 orang dengan pertimbangan dari 1 keluarga ada 5 orang yang makan. Kami prediksi korban akan masih ada tambahan," ungkap Arif.
Baca: Empat Pengembala Kerbau Keracunan Saat Kawah Lumpur Panas Kesongo Blora Menyembur
Bakteri diduga dari santan
Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, telah memeriksa sampel sisa makanan nasi kuning yang menyebabkan sebanyak 171 korban keracunan massal dan menjalani perawatan medis.
Kuat dugaan keracunan berasal dari bakteri santan yang basi saat dijadikan bumbu masakan nasi kuning dan disajikan ke para undangan acara ulang tahun.
"Sampel masih diperiksa dan menunggu hasilnya. Tapi, biasanya keracunan massal akibat nasi kuning berasal dari bumbu santan yang kedaluarsa atau basi."
"Tapi, pastinya kita masih menunggu hasil lab sisa makanannya," jelas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Titie Purwaningsari, kepada wartawan di lokasi kejadian, Jumat (9/10/2020), sebagaiaman dikutip dari Kompas.com.
Menurut Titie, biasanya bakteri dari santan yang dikonsumsi tubuh manusia akan langsung menurunkan imunitas tubuh, gangguan pencernaan dan dehidrasi tubuh.
Baca: Betulkan Kapal yang Bocor, Kakak Beradik Malah Tewas Keracunan Karbondioksida di Lampung Kapal
Gejala yang dirasakan oleh para korban biasanya sesuai dengan kondisi ketahanan tubuhnya masing-masing.
"Jika kondisi tubuh lemah tentunya efek bakteri akan bergejala berat, seperti pusing, muntah-muntah sampai kejang-kejang."
"Jika kondisinya kuat, bakterinya akan menyebabkan gejala ringan seperti buang air kecil."
"Makanya tetap kepada semua pasien penanganannya harus cepat karena semuanya berisiko tinggi," tambah Titie.
Kendati demikian, kata Titie, bagi para pasien yang sebelumnya telah merasakan pulih, bisa saja terjadi lagi bakteri aktif pada tubuhnya kembali menyerang.
Sehingga, para korban sejak malam tadi ada yang balik lagi dirawat karena gejalanya kambuh setelah merasa sembuh dan diizinkan pulang sebelumnya.
"Biasanya sembuhnya tidak bisa hanya dirawat satu hari. Para korban biasanya akan pulih kalau sudah dirawat 3 sampai 4 hari oleh tenaga medis," ungkap Titie.
Titie meyakini penyakit akibat keracunan makanan seperti ini bisa diobati dan bisa sembuh.
Namun, jika dibiarkan tanpa perawatan intensif akan membahayakan karena korban biasanya kekurangan cairan tubuh.
"Tapi kalau kondisi sekarang, para korban sudah tertangani perawatan medis dan optimistis akan sembuh semuanya," tandasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com Kontributor Tasikmalaya/Irwan Nugraha)