Kronologi Siswi SMK Diperkosa dan Dibunuh oleh Pamannya, Laptop dan 3 Ponsel Milik Korban Raib
MJ menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh pamannya sendiri, Supri.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Nasib nahas menimpa seorang siswi sekolah menengah kejuruan (SMK) berinisial MJ (15).
MJ menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh pamannya sendiri, Supri.
Korban ditemukan tewas dengan tangan dan kaki terikat di kamar rumahnya, di Perumahan Griya Tanjung Selamat, Deliserdang.
Pembunuhan yang terjadi pada hari Kamis (15/10/2020) malam ini berawal dari niatan pelaku untuk mencuri di rumah korban.
Amatan tribunmedan.com, jenazah MJ telah dibawa dari RS Bhayangkara ke rumah neneknya di Jalan Tanjung Selamat Gang Karo-Karo, Desa Tanjung Selamat, Deliserdang.
Baca juga: Mayat Siswi SMK Kaki dan Tangannya Terikat, Diduga Dibunuh Setelah Diperkosa Sang Paman
Terlihat ratusan warga yang merupakan keluarga korban dan temannya telah memadati rumah duka untuk melihat kondisi korban.
Ketika jenazah siswi Kelas X SMK Sultan Iskandar Muda Medan ini dibawa keluarga dan teman korban tampak histeris.
Kepling Dusun IA Tanjung selamat, Rahmad Hidayat menuturkan bahwa pelaku telah mencuri barang milik korban yaitu laptop dan handphone.
"Yang hilang dari rumah korban itu laptop dan tiga hp milik korban dan keluarga," tuturnya saat diwawancarai Tribun, Jumat (16/10/2020) di lokasi.
Hidayat menyebutkan bahwa terduga pelaku pernah dipenjara dengan kasus narkoba. "Iya udah pernah dipenjara, kasus narkoba," tuturnya.
Baca juga: Kakek 63 Tahun Diancam Dibunuh Setelah Pergoki Istri Keempatnya Selingkuh
Keluarga korban, Dayat yang ikut membuka pintu langsung menyebutkan bahwa terduga pelaku Supri baru pulang merantau dari Aceh.
"Terduga pelaku itu baru pulang Rabu 14 Oktober ini merantau dari Aceh, dia ini tukang bangunan. Dari kejadian itu laptop dan tiga hpnya korban hilang," ungkapnya.
Ia menyebutkan bahwa benar saat ditemukan celana dalam korban terdapat bercak darah dan pihak kepolisian telah ada memberitahu kalau ada tindakan pelecehan.
"Informasi dari keluarga memang benar ada darah di celana dalam korban. Terus waktu kejadian itu celana korban sudah turun, terus dibagusi ibunya. Tadipun pihak kepolisian sudah kasih tahu di RS Bhayangkara kalau ada tindakan pelecehan," ungkapnya.