Bisnis Menggiurkan Tambang Batu Bara Ilegal di Muara Enim, Pundi Cukong Untung Rp 5,5 Juta per Hari
Tak ada alat berat di mulut tambang itu. Semua dilakukan tradisional dengan cangkul, sekop dan blencong dan mulut tambang menganga selebar kur
Editor: Eko Sutriyanto
Mulut tambang menganga paling tidak selebar kurang lebih 20 meter.
Dari dasar mulut tambang tampak belasan terowongan tambang.
Kabarnya terowongan ini bahkan begitu jauh dan dalam sampai ke bawah rumah-rumah penduduk dan jalan raya.
Deru mesin pompa air langsung terdengar keras saat mendekati bibir lubang.
Puluhan pekerja pria dan wanita tengah sibuk menambang batubara.
Tak ada tali atau kelengkapan apapun, bahkan sebagian dari mereka bertelanjang dada saat bekerja mengikis dinding lubang itu.
Pecahan batubara pun berjatuhan di dasar lubang, bahkan diantaranya hingga menggunung tinggi.
" Hari ini, kami tak bisa menambang di terowongan, karena dipenuhi air hujan semalam, sehingga harus disedot terbih dahulu," kata seorang pekerja.
Baca juga: Jalanan di Tokyo Jepang Amblas 5 M, Proyek Pembangunan Terowongan Bawah Tanah Dihentikan Sementara
Terowongan yang menyerupai goa berukuran dua kali dua meter sebenarnya merupakan lokasi penambangan.
Para pekerja seharusnya bekerja di dalam terowongan itu jika tidak ada air yang menggenangi.
Di dalam terowongan itu pekerja menggunakan penerangan senter. Panjang terowongan dapat mencapai ratusan meter, tergantung kemampuan para pekerja.
"Ukurannya semampunya. Sampai lelah dan tak mampu lagi menggali, diantara terowongan itu ada yang sampai 100 meter" katanya.
Terowongan itu mengarah tidak hanya satu titik saja namun bercabang-cabang ke kanan dan kiri, semuanya ditentukan pekerja.
Biasanya pekerja menduga potensi batubara besar sehingga memutuskan membuat lorong tambahan di dalam. “Semua pekerjaan pasti ada bahayanya. Yang penting dapat uang,” katanya.